Wednesday, September 02, 2009

.. Raung 4 : Sekarang Air So Dekat ..

Pagi ke empat.. ..
Ya, sudah 4 hari ada di Raung. Pagi ini aku mengucap salam pada Raung dengan senyum lebar, langit cerah sekali,
matahari bersinar terang.. Posisi pos memang sangatmemanjakan mata dengan pemandangannya..

6.20 saat aku keluar tenda dan merapat ke sisa-sisa api semalam, sudah ada Rudy, Mbenk dan Om Bob di api, sudah mulai menyeduh air untuk kopi.. Sudah ada tali jemuran dibentang, aku juga menjemur pakaian yang kemaren, berharap mentari akan membawa terbang sisa keringat dan aromanya.

Satu persatu lalu keluar tenda juga, jemur-jemur, ngopi-ngopi, berburu object dengan kamera, dan masak. Pagi ini masih juga ada menu otak-otak dan rendang, aku bahkan sudah lupa sayurnya apa tapi selalu ada menu berkuah dalam setiap makan kita. Soal motret, hemh.. ada banyak pohon dan bunga disini, ada edelweiss juga dengan kuntum-kuntum kuningnya. Cantik, cantik sekali..

Lewat jam 9 sudah saat kami mulai berjalan. Hari ini target sangat jelas, camp terakhir sebelum puncak, harapannya besok kami akan summit. Aku berjalan dibarisan depan, dan Joe yang lead barisan. Hingga tengah hari jalurnya berganti antara menanjak dan agak datar, selalu begitu. Masih ada banyak pohon besar berbentuk aneh dijalur ini, ada yang lurus saja menjulang menuju langit, ada yang seperti terpelintir, ada yang penuh carang sejak dari bawahnya, yang pasti beberapa kali Joeitem ga mampu menahan godaan untuk ga manjat, sambil menunggu barisan belakang merapat. Pepohonan membuat teduh sepanjang jalan, dan menjelang jam makan siang mulai bentuk pepohonan mulai jadi lebih pendek, lebih bercabang.

11.45 aku sampai disatu pelataran (yang lagi-lagi juga sangaaat indah), sudah ada Joeitem yang duluan nyampe disini. Tempatnya tidak begitu luas, rumputnya tebal, ada sebatang pohon tumbang yang PW banget buat jadi tempat duduk, dan ada air disini!!! Cadangan air kita memang masih ada, tapi kamiputuskan untuk tetap ambil air tampungan hujan yang ada. Begitu barisan belakang merapat, semua setuju beristirahat sejenak, tempatnya terlalu menggoda jika hanya dilewati begitu saja. Ada beberapa sesi photo juga disini, langit dan awan-awannya, rerumputan dan suasana piknik yang sangat langka ini memang sangat jarang ditemui.

1 jam berlalu ga terasa saat diputuskan untuk lanjut lagi. Tidak begitu jauh berjalan kami sampai di satu titik dimana tebing cadas puncakan Raung tampak jelas. “Target kita kesana ya?” aku hanya bisa bertanya begitu, karena sepertinya jaraknya masih jauuuuuh sekali. Gumamam ragu yang menjawab dan ada juga yang hanya terkekeh, diketinggian ini memangnya ada pilihan? He he he.. setelah sejauh ini berjalan tentu akan indah jika tau diatas bagaymana, bukan?

Setelah titik itu rasanya aku lalu menjelma menjadi bayangannya Joitem. Berjalan 2 langkah dibelakangnya, kadang tertinggal cukup jauh dan berjalan sendiri, tapi jalurnya memang jelas jadi ngga ada koatir berjalan di gunung ini. Kadang saat ketemu, Joitem sedang duduk diatas dahan menunggu, ato diujung tanjakan dia ngeliatin aja dari ketinggian. Menikmati pemandangan aku kecapean mulu deh pokonya. Jalurnya mulai beda sepanjang siang ke sore ini. Ada beberapa belokan aneh dijalur ini, sepertinya daripada melipiri pinggiran jurang jalur dibelokkan sedikit masuk lembah.

Sampai tiba di Camp terakhir sore harinya, murni aku jalan hanya dengan Joitem. Kita sengaja ngga berhenti terlalu banyak dan tidak lama juga setiap berhentinya, jalur yang belok-belok dan tanjakan ngga hentinya seperti tidak ada putusnya, bikin senewen banget deh. Pepohonan yang mulai jarang juga bikin berasa makin panas. Keringat agak banyak tapi minum ngga boleh banyak-banyak he he he .. mangstab bener yak! Hari ini berasa kerja keras, ngga ada coffee break sama sekali. Sekali memang sempat terlontar pertanyaan “mau ngemil krekes ga?” tapi akhirnya karena penasaran ama pos terakhir kami skip godaan krekes dan melanjutkan perjalanan.

Lalu disatu belokan jawaban doa kami tiba. Ada tenda yang sudah berdiri disana. Whooooaaa senengnya. Dalam hati segala terimakasih dan pui syukur kukirim ke surga. Itu pasti tendanya Taufan & Tyty, temen yang kemaren melewati kami dihari kedua. Tenda mereka ternyata kosong, sesuai target mereka memang sedang summit hari ini. Joe sempat manggil-manggil mereka tapi tentu ngga ada jawaban, lalu ngga jauh dari tenda mereka ada tendon air gede banget dan masih penuh. Hi hi mengingat info cadangan air yang dibawa porter mereka tentu mereka memang ngga akan kekurangan air segar sampai kembali ke kaki gunung lagi, jadi lagi-lagi joe bergerak cepat memindahkan air ditandon ke botol kosong kami. Mereka akan sangat berguna untuk kami ber9. Sambil memasukkan air ke botol, lagi-lagi dia joe ketawa sambil bilang “SEKARANG AIR SO DEKAT”.. ya, ada banyak air, kita bisa ngopi-ngopi lagi ampe stroke :D

Kami lalu mencari tempat untuk camp malam mini, tempat paling luas dan datar sudah diisi tenda yang pertama, tapi tak jauh diatasnya masih ada beberapa tempat untuk tenda-tenda kami. Di ketinggian ini sudah terasa dingin, anginnya kencang dan tempatnya cukup terbuka. Aku memutuskan langsung pake jaket, walau belum genap jam 4 sore. Aku lalu mengeluarkan kamera, tak akan rela melewatkan senja diketinggian ini, aku langsung hunting photo, sementara Joitem, sholat. Hemh.. ditempat ini Tuhan terasa lebih dekat, apalagi saat melihat curamnya jalur yang kami akan lalui besok, namun sejauh ini aku sangat bersyukur dengan perjalanan indah ini. Pun.. berharap besok akan cerah. Dan sebaris doa kukirim ke surga, dari ketinggian ini.















Jam 4 lewat sudah saat tim yang lagi summit kembali ke Camp. Wajah-wajah bahagia terpancar diraut mereka, senang pastinya bisa ada diketinggian ini. Kemudian ngga lama Om Bob muncul.. aku lupa selanjutnya siapa, opiek mungkin lalu om Cupy dan yang lain satu persatu tiba. Tenda-tenda dibangun, dapur diatur, api unggung dinyalakan, campsite kami lengkap lagi.

Sebelum makan malam aku dan Nikolas mengunjungi tetangga yang sudah summit tadi, dapat suguhan minuman hangat dan beberapa teguk alcohol yang cukup menghangatkan. He he alasannya adalah ini Christmas eve aku dan tyty merayakan bersama diketinggian ini.

Saat makan malam, entah berapa gelas kopi yang aku minum, makan malamku juga banyak (seperti biasa), dan jam 9 lewat semuanya berangkat tidur. Sebelumnya Rudy sudah tidur duluan, dia agak masuk angin kaenya. Mala mini semua berangkat tidur dengan harapan besar untuk esok.

Crhistmas eve.. dan aku ribuan kilometer dari rumah dan keluargaku. Aku terlelap dengan hari yang hangat, pun disini aku bersama sabahat-sahabat terbaikku.

Selamat Malam Raung,

Selamat malam lembah curam dan tebing-tebing,

Selamat malam teman,

Selamat malam Bapa di sorga..

Thursday, August 13, 2009

~ Raung 3 : Bora .. Bora .. Raung .. Raung .. ~

Pagiii .. :)

Pagi yang basah, pagi yang dingin.
aku memilih suara steven & the coconuttreez menemani pagi ini "Trully kawan". Sejak dari Jakarta selama persiapan hingga saat ini, lagu ini sering sekali terdengar, mungkin karena aku mellow saja, teringat teman yang ga bisa ikut disini ..

Semalam agaknya ada potongan dahan yang mengganjal di punggungku, membuat pagi ini agak berat menekuk punggung dan meninggalkan tenda, namun suara-suara sudah rame diluar. Aku memilih menggulung celana tidurku hingga lutut, celana ini akan jadi andalan hingga pendakian ini usai, hingga ntah berapa hari. Masih ada sisa asap sedikit, sisa pembakaran kayu basah semalam. Efek pembakarannya jelas terasa di tenda sebelah semalam :) gimana mau bisa tidur kalo tenda penuh asap yaa ..

Hari ke3 ini, tetap belum ada yang mau berusaha mengurangi kesantaian yang terjadi. Bangun langsung ngopi-ngopi dulu, ngeteh, nunggu chef opiek kelar masak, makan, sebatang 2 batang roko, mulai bongkar tenda, lalu baru packing. Kira-kira jam 9.30 semua baru kelar packing dan nyaris jam 10 pagi baru kami mulai berangkat. :) indah memang ..

Tak henti mengejar sesuatu yang belum pasti Kadang kau gagal lalu frustasi Tapi hidup yang indah cuma sekali Terlalu singkat untuk ditangisi

Dan perjalanan dimulai lagi dengan formasi tak beraturan tentu saja. Target memang sudah ditentukan akan sampai dimana sore ini tapi kami masih memilih untuk tetap menjaga jarak tidak terlalu jauh, soalnya ngga seru cela-celaannya kalo jauhan yaa :) ..

Jalur menuju Camp ketiga ini lumayan maknyoss .. lumayan tanjakan tanahnya, tapi luar biasa juga pemandangannya. Ada beberapa jalur yang bagian atasnya sudah dijalin semak-semak, mau ngga mau kita harus berjalan dengan sangat menunduk atau malah dengan lutut sekalian. Melewati jalur begini cukup menghibur, setelah lewat aku bisa tersenyum melihat raut muka kocak yang terjebak ditengah semak dengan menhir dipunggung. hehe ..
Ada beberapa tanjakan tanah yang cukup sulit dilewati, ngga kebayang kalo harus lewat disini sambil diguyur hujan. Akar-akan pohon cukup membantu untuk naik, tinggal yang lewat belakangan aja rada apes karena jalurnya udah semakin sulit dipijak ambrol karena beban sebelumnya.

Untuk manusia seperti aku, jalur pendakian hari ini sangat mempesona, ntah berapa banyak kali aku dibuat terpana dijalur ini. Aku suka pohon, aku suka pepohonan besar yang tumbuh sendiri ato ramean, aku suka aroma hutan yang mendamaikan, dan disini, di hutan Raung aku temukan itu semua. Berdiri sendirian diantara pohon-pohon besar teramat mendamaikan, seperti mendapat kekuatan untuk terus berjalan namun juga keinginan sangat besar untuk diam saja.
Bukan aku saja ternyata yang terpesona, gerombolan yang berjalan belakang juga agaknya memanjakan mata dengan pemandangan tidak biasa ini, lamaaaa baru pada nyusul yang udah pada jalan di depan :)

Siang ini kita masak makan siang yang enak banget dibawah pepohonan segede-gede gaban, telor dadar, tumisan sayur, ikan goreng, dan rendang, ditemani kopi hangat dan teh tubruk. Semua terasa lebih hangat, semua terasa lebih enak, semua terasa lebih dekat diketinggian ini.

Sehabis makan siang jalurnya seperti berjalan diundakan raksasa, nanjak lalu ntar diatasnya ada pelataran, nanjak lalu pelataran.. selalu sayang untuk dilewatkan begitu saja pelataran begini, ada yang nyempatin sholat, ada yang langsung ngasepin dunia, ada yang bikin orang lain ketawa, ada yang hanya mengamati lalu tiba-tiba ketawa juga, aneh! :)

Belum terlalu sore, saat kita nyampe di pelataran yang pas banget buat jadi camp kita malam ini, waktunya juga pas banget untuk berleha-leha sejenak sebelum mulai beberes. Ada batang pohong dengan posisi menggoda sekali disini, agak dipinggir punggungan memang, tapi setelah diliat-liat cukup kuat pasti untuk menahan beban tubuhku.. dan jadilah, tiduran sesaat menerbangkan khayal nyampe langit, dan dilanjutkan dengan sesi foto-foto manusia-manusia narsiss .. Bisa menatap mentari tenggelam dari sini, posisinya memang ada di punggungan yang tidak begitu lebar, jadi untuk mata tempat ini cukup memanjakan.

Sekitar jam 7 malam semua bahan makanan sudah diolah, energi dari makan siang tadi rasanya sudah tak bersisa sama sekali, semua langsung habis-bis, ditutup dengan segelas kopi dan teh tubruk lagi.

Disini perjalanan malam cukup panjang, kopi dan teh terus diproses, api unggun terus menyala dan menjadi saksi kekonyolan-kekonyolan malam ini. Object utama malam ini adalah Rudy :) mulai dari kekonyolan tentang pesawatyang terbang malam menyampaikan kabar burung dari seorang teman, rencana untuk ikut pelatihan survival & navigasi, "Goyang duyuu" disekitan api, sampai cerita tentang asal mula nama Tambora dan Raung! Untuk yangterakhir tentu ngga bisa dijabarkan disini, terlalu konyol soalnya :)

Jam 9 an lewat, saat beberapa lalu mulai menghangatkan sleeping bag di dalam tenda. Cerita konyol masih terus mengalir juga, mengantarkan tidur tentang seorang provost dan tahu sumedang!!.. .. ..

Perjalanan masih panjang .. dan desau angin yang berbisik raung.. raung..raung.. mengantar kami ke alam mimpi.

1 hari yang teramat indah ..
Good night Raung ..

Raung, 23 Desember 2009

Friday, January 30, 2009

~ Raung 2 : Untuk seorang kawan! ~

Selamat pagi dunia!!!

Hari pertama terbangun dalam pelukan Raung, sungguh malam yang menyenangkan.. Tidur semalam sangat nyenyak walau sampai malam larut aku masih mendengar sayup suara tawa Item ama bembenk. Pagi yang belum terasa dingin di ketinggian kira-kira 1... mdpl, kelopak mataku rasanya seperti saling menempel, harus dikedipin beberapa kali sebelum kemudian dia bisa terbuka dengan normal, normalku ini berarti pandangan agag kabur ntah karena ada apa di mataku.
Sudah ada Rudy di depan api, lalu di "dapur" juga sudah keliatan aktifitas manusia-manusia yang berusaha membuat dirinya stroke dengan asupan kopi dan teh tiada henti.

Sampai jam 7 lewat baru aktifitas memasak yang benar dimulai, semua urusan di dapur benar-benar kami percayakan pada mahluk dengan rambut aneh bernama opiek. Kalo mau makan enak sebaiknya dia dibiarkan berkarya sesukanya dia dan ngga butuh waktu lama, nasi goreng teri medan dan teman-temannya siap sudah!! Menyenangkan sekali saat tiba waktu makan, saat bisa menggantikan energi yang sudah dikembalikan ke alam dengan makanan beradab lainnya. Ngga perlu khawatir makanan akan kurang, juru masak ajaib kita ini sangat mengerti juga bahwa selain "rasa" kita juga sangat memperhatikan kwantitas makanan kita, seringkali sepiring belum cukup. Hemh.. kadang memang agag rancu untuk menilai sedang lapar ato memang sudah bawaannya agag "banyak makan" he he he .. ..

Kira-kira jam 9.30 saat packing sedang berlangsung, dari arah jalur bawah mulai terdengar suara-suara teriakan, ada manusia lain disini :) dan seperti kami sudah duga dari beberapa hari lalu, mereka adalah teman-teman yang berasal dari jakarta juga, ada Topan, Tyty, Kisyut, dan 2 orang lagi temannya. Huaaa .. mereka cepat sekali. Dari awal kami memang sudah tau mereka akan mendaki juga, Topan selalu meng-update keberadaan kami lewat Nikk, udah nyampe mana.. bakal lewat mana, dan sekarang ketemu :)
Dari sini memang sangat jelas terlihat beda 2 tim ini, memang ngga mungkin jalan bareng ke gunung yang sam. Ngga lama Topan cs memutuskan untuk lanjut jalan lagi, dengan peluh yang sudah membanjiri kaos dan wajah mereka, melesat membelah hutan Raung, hari yang segar memang hari ini :) Semuanya lalu saling berjabat tangan, saling mendoakan untuk keselamatan perjalanan ini.

Jam 10 lewat sedikit sudah, saat kami lalu mulai menapaki Raung lagi, sempat ada perdebatan tentang siapa yang akan membawa sisa keripik opak, akhirnya Nikk yang rela dan menyelipkan se plastik besar opak ke samping kerilnya.
Hari kedua nih, memory kamera masih banyak, puncak masih jauh, semangat masih membara .. .. Om Bob lalu berjalan duluan, mo nyari angle bagus katanya (terdengar menyenangkan ya) untuk merekam gerak kami :) Biasanya dimulai dengan Item atau Rudy di depan, lalu aku dan paling belakang biasanya barisan ditutup oleh Om Cupy atau Nikk.

Sepanjang perjalanan hari ini jalur cukup jelas, walaupun semak belukar sepanjang jalur cukup rapat, belum lagi ditambah duri rotan yang semakin banyak dan seringkali membuat kami harus menghentikan langkah kalo ngga mau kulit atau cover keril sobek. Ada banyak pohon tumbang juga sepanjang jalur, kalo posisinya pas, enak banget dipake untuk istirahat sambil menunggu tim sweeper bergabung.

Hari ini gerimis yang tidak begitu besar menemani perjalanan kami, membuat aku ngga berani ngeluarin kamera sama sekali sepanjang perjalanan. Sekitar jam 13.00 kami tiba di tempat yang akan sangat nyaman untuk jadi lokasi camp. 6 atau 7 tenda, atau lebih malah, masih akan sangat nyaman disini, karena memang luas dan datar sekali. Kami sempat mengisi pundi-pundi air karena ada tandon air yang masih penuh disini. Ada jentik nyamuknya memang, tapi setelah disaring dengan bandana yang masuk botol tinggal air bening saja :)
Seneng bener rasanya ketemu air ini, kebayang ntar malam bisa ngopi dan ngeteh sepuasnya.. Makan siang hari ini hanya dengan crackers, itu juga ngga terlalu banyak. Kaenya makan pagi tadi masih bertahan cukup lama buat kita semua.

Sepanjang sore perjalanan juga terus ditemani gerimis kecil-kecil, celana lapangan langsung basah menyapu semak sepanjang jalan setapak. Disini, dingin mulai hadir, kabut belum tampak karena rapatnya hutan menemani sepanjang perjalanan. Sekitar jam 4an kami tiba ditempat yang agak datar dan penuh semak, aku meninggalkan keril di tempat itu dan coba maju melihat track di depan, namun karena rapat dan tidak rata seperti yang sejak tadi kami lalui aku kembali. Saat Joitem & Opiek tiba mereka setuju untuk bermalam di tempat itu saja, setelah beristirahat sebentar golok-golok langsung dikeluarkan dan pada mulai berkutat dengan kesukaannya masing-masing.

Trangia dikeluarkan, air mulai diseduh, suaru golok beradu dengan kayu, tenda-tenda didirikan, api mulai mengepul dari kayu bakar yang masih basah .. .. Jika sudah begini, siapa akan sanggup berfikir untuk berhenti naik gunung ..

Harus diakui Camp ini tidak begitu nyaman. Dapur nya sempit hingga tidak memungkinkan kami semua untuk dapat duduk bersama di bawah fly sheet. Api juga tidak benar-benar berhasil menyala, alhasil 1 tenda sepanjang malam seperti tungku, full asap! annoying sekali.
Sore ini sempat menyikat gigi, ada berlimpah air tadahan fly sheet. Menu makan malam masih semenarik kemaren malam, lengkap dengan lauk, kerupuk, sambal, kecap, dan rendang. Masih sempat ngobrol-ngobrol karenakantuk tidak hadir dengan cepat disini, ketawa dan saling cela, ntah berapa banyak kali teko harus merebus air untuk mengisi gelas yang mulai kosong, mencoba mencari sedikit kehangatan dalam seruputan kopi. Dan malam ini, lagi-lagi Joitem & Bembenk yang terakhir masuk tenda.

Hari kedua sudah kami lalui, perjalanan sejauh ini disesuaikan dengan peta, besok belum tau akan gimana.. namun hari ini menyenangkan, sejauh ini masih sesuai jadwal, dan itu cukup :)

Selamat malam Raung!
Selamat tidur kawan ..

Raung. 22 Desember 2008

Thursday, January 15, 2009

~ Raung I : Kepak sayap burung Rangkong ~


Jam ku sudah menunjukkan hampir pukul 14.00, saat akhirnya kami ber9 resmi memulai pendakian menuju Puncak Sejati Gunung Raung lewat jalur Kalibaru. Meninggalkan Pondok pak Sunarya (950 mdpl) tempat kami mengisi penuh kantong-kantong air dan menghabiskan makan siang yang sudah disiapkan oleh bu Soeto. Ditemani iringan suara steven & the coconutrees, akhirnya perjalanan ini kami mulai.

Beban dipunggung terasa menahan langkah-langkah kaki, kakiku dan 8 teman seperjalananku. Belum lama berjalan diantara rimbun pohon-pohon kopi dan peluh sudah membanjiri seluruh wajahku, rasa berat sudah menahan laju langkahku. Udara terasa semakin panas dan aku menghitung satu persatu tarikan nafasku yang berpacu kencang, detak jantungpun ngga kalah riangnya siang ini, berpacu.. berpacu dengan tarikan nafas tapi tidak dengan langkah kakiku yang justru ingin berhenti.. Sesekali masih terdengar suara-suara saling ngeledek dari belakang, ngeledek dirinya sendiri di jalanan setapak yang terus mendaki. Ah.. seperti selalu, awal perjalanan memang terasa sangat berat. Tubuh-tubuh ini masih kaget agaknya dengan berat beban yang menggayut di punggung, berat beban yang sudah lebih dari 10 tahun tidak pernah begini, tak pernah seberat ini, lagii ..

Dari langit lalu terdengar suara menderu yang membuat kami berhenti sesaat, ada 2 sejoli burung rangkong sedang melintas, indah menghias langit yang bersaput awan putih. Mereka terbang tidak terlalu tinggi, sama seperti temannya yang tadi melintas saat istirahat kami di pondok pak Sunarya. Pemandangan seperti ini sangat jarang aku temui, melihat elang atau rangkong yang masih bebas di habitatnya, sangat menghibur.
20 menit berlalu dan beum ada tanda-tanda manusia yang ingin berhenti dan bernamai dengan deru nafas, akhirnya dari barisan belakang ada suara om bob yang terdengar sangat mendamaikan "woiii gag ada yang cape apa niy, kalo mau brenti .. brenti aja dulu, pada kuat-kuat amat sih.." ha ha ha .. aku langsung tertawa senang denger banyolan satu itu. Ngga lama, perhentian pertama yang kunanti itu terjadi, duduk manis diantara rerumputan dan batang-batang pohon kopi, melegakan tenggorokan dengan aliran air bening. ah.. ini indah!


Memasuki menit ke 60 sekian, tubuh sudah mulai berdamai dengan ketinggian dan berat gayutan beban dipunggung, nafaspun sudah mengalir dengan lebih beradab. Jalurnya masih sama sejak awal, menanjak perlahan seakan memberi waktu untuk kami berkenalan dengan jalur Kalibaru menuju puncak sejati gunung Raung ini. Perkebunan kopi penduduk sudah ditinggalkan dan pepohonan Raung sudah bersama perjalanan kami. Ada beberapa pohon tumbang yang harus dilewati, seringkali ini menjadi bahan lelucuan tersendiri karena kelakuan ajaib yang muncul begitu saja disini. Saat mau lewat atas tapi ketinggian dan lewat bawah berarti harus merunduk serendah mungkin, dengan beban dipunggung ini sebenarnya apa saja terasa tidak menyenangkan.

Hari ini tidak begitu lama berjalan hingga tiba di Camp I, jam menunjukkan sedikit lewat dari pukul 4 sore. Lokasinya tidak begitu luas tapi cukuplah untuk mendirikan 3 tenda dan masih menyisakan lokasi untuk dapur plus api unggun. Ada yang langsung nebas-nebas merapikan pelataran, ada yang langsung merentangkan flysheet, ada yang sibuk melepas pacet-pacet kelaparan dari kaki dan balik kaus kaki, diiringi nada musik reggae nya om Marley, semua berbuat disini, bahkan berbuat kejahilan..

Belum ada dingin di malam pertama jalur pendakian kalibaru ini, beberapa manusia masih asik hanya dengan kaus dan celana pendeknya walau aku sudah memakai apex pinky ku. Sempat ada sedikit gerimis turun sore ini, membuat suasana Raung makin nyata, menemani rangkaian kepulan asap tembakau tiada henti, ngopi, ngopi, ngopi, ngopi, ngopi dan ngeteh sambil menikmati pemandangan orang memasak dengan tekunnya.

Paket makan malam 1 ada di ranselku, jelas sedikit beban akan berkurang untuk perjalanan besok :). Jam 7 malam kesenangan malam ini dimulai, ada beberapa macam lauk tersedia mulai dari ikan goreng sukaannya joitem, rendang, dan otak-otak, sayur malam ini tumis kacang panjang dan ada kerupuk ditambah sambal bajak bekal dari bu Soteo juga yang melengkapi kenikmatan makan malam. Nikmat, sempurna!

Jam 1o malam lewat saat beberapa dari kami memutuskan untuk meluruskan badan di dalam tenda, aku-joitem-aden-benkbenk di satu tenda, om cupy-nikk-ruday di lafuma kedua lalu om bob & opiek di traptent. Saat malam sudah semakin larut dan mata sudah sangat berat aku masih mendengar suara joitem dan benkbenk diluar, ada nocturnal ternyata disini.

Selamat malam Raung, selamat malam 8 sahabat, selamat datang kedamaian malam.

Thursday, January 08, 2009

~ Ini Raung ~

9 hari, 9 manusia, di Raung!
Raung, adalah impian di tahun 2008.. awalnya aku dan 3 orang teman merencanakan ke Gunung ini di Januari 2008 namun kemudian rencananya menguap dan hilang.. lalu di Oktober 2008, dalam pendakian "anak durhaka" ke Suryakencana lewat Gekbrong ke Galudra, aku mendengar trencana yang lahir di pembalakan sebelumnya ke MERAPI Jawa Timur. rencana pendakian Gunung Raung untuk menutup pembalakan di tahun 2008, dan dari sini rangkaian hari perjuangan mewujudkan mimpi itu berjalan ..

Perjalanan yang BEDA!!!
Hadiah Natal yang beda!

Jojo say thanks to :
* Tuhan, karena Engkau begitu baik Bapa..
* Bapak & Mama, yang ngijinin Natal ngga pulang ..
* Team PATAGA, yang sudah membuka jalur Kalibaru pertama kali..
* Jarody, untuk tiupan semangatnya lewat postingan pendakian Gunung Raung lewat Glenmore..
* Pak Soeto & Keluarga, untuk laskar antar jemputnya dan makanan dan tempat tinggal & taburan "kasih", sejak kita tiba di Wonorejo..
* Bunda, Seemud, Sunu, Bang Asdath, Bang Bonar, Anton, e-Suria, Gethuk, Hanif, Bleem, dan "para pembalak" yang bantuin kita abis-abisan dalam persiapan, dan gag lelah mendoakan kita..
* Fahry J, Abah, Om Gigopala.. untuk 1 sms yang menyadarkan itu :)
* Sugi, om bob, mas bambang.. yang terus bersemangat niup bara pembalakan..
* Om Cupy, kasep 1.. yang walo udah gendong beruang masih teteub menjaga canda di ketinggian..
* Nickolaz J.. untuk kenarsisan yang tiada tara dan udah membuat kita berbahasa indonesia lebih baik, karena turun itu ke bawah ya Nick!
* Joitem.. untuk kerelaannya buat semua-semuanya ..
*Opiek.. untuk rangkaian tiada henti dalam makan yang enak banget dan enak banget itu, dan seteguk air "orange"..
* Ruday.. untuk kesabarannya tiap sore bikin api dan 6 batang penyambung nyawa ku :)
* Aden.. buat diamnya yang mengurangi "rusuh"nya orang doyan berisik & bantuan cahaya waktu balik muncak ..
* Bembenk.. untuk tiada letih dan lelah memberi kita tawa, bahkan saat dia haus, lapar, cape, dan ngilu hehe ..
.. .. .. dan banyak lagi manusia, benda, zat, yang sudah mengiringi senyuman kami dalam perjalanan ini, Terima kasih!!

catper : soon!