Wednesday, January 30, 2008

My First Illegal story ..

~ Pasir Datar - Masigit - Pangrango - Mandalawangi - Citeko ~

"First cut is the deepest".. kata orang sih begitu ya, dan sepertinya memang seringkali begitu. Kenangan untuk hal-hal yang baru pertama kali kita lakukan atau rasakan, akan membekas dengan dalam .. dalam. Begitulah aku mengingat perjalanan ini, perjalanan pertama dengan team Illegal Login, orang-orang yang ngga suka kalo naik gunung lewat jalur yang umum.. hemh ..

Pertama kali ide itu tercetus, di warkop pasfes, deg-degan loh.. deg-degan apa aku bakal bisa nyamain ritme jalannya mereka, lalu beberapa koatir yang lain juga muncul.. apalagi di perjalanan-perjalanan awalnya para pembalak ini sangat memilih orang yang boleh ikutan jalan.. he he ini pengalaman diri sendiri loh ditolak ama mereka..

Akhirnya tibalah hari H-nya, aku ketemuan ama Nikk di Gambir jam 6 sowreh, lalu meluncur ke Bogor dengan kereta express.. fyi, ini adalah perjalanan pertamaku naik kereta Jakarta - Bogor! Sepanjang jalan berdiri, tapi rasanya masih cukup nyaman karena ngga begitu banyak orang yang mondar-mandir..

Jam 20.00 nyampe di Hero, anak-anak udah rame dan ranselnya gede-gede benjeeettt he he. Belakangan aku tau isinya sebagian besar adalah makanan.. dan makanan.. lalu karena kita cukup rame ber-11, jadilah harus bawa beberapa tenda kecil karena di koatirkan ngga ada space cukup disepanjang jalan kalo bawa tenda agak gede ..

Jam 9 malam kita semua udah di Elf carteran dan bergerak menuju Sukabumi, angkotnya melaju seperti ngga punya rem.. wash wush.. seperti bawa kentang saja, bukan bawa manusia! dan tentunya, sekejab saja kami sudah tiba di sukabumi, lalu pasang-pasang tendalah di lokasi Camping sebelum pintu masuk.. Setenda bareng Nikk & BleEm dalam perjalanan ini, sepanjang jalan bersama.. bleEm bapaknya, aku & Nikk anaknya hi hi ..

Hari Pertama : kami membuka hari dengan segelas kopi dan makan pagi yang sehat, aku lupa lauknya apa, tapi yang pasti ada tumis Brokoli pagi ini .. Pagi yang indah, menikmati sarapan pagi bersama teman dan diiringi suara aliran sungai ..

Jam 9 lewat kami mulai berjalan.. Om Sugi yang paling depan, karena benar-benar harus orientasi agar tidak salah masuk punggungan, dibelakangnya ada rombongan penebas, rombongan turis, rombongan modispala, rombongan penyanyi, dan sweeper.. Malamnya kita berhenti di ketinggian 1600an, tempatnya tadinya ngga begitu rata, tapi akhirnya dibuat rata-lah oleh gerombolan kita.. jalur ini cukup manis loo, sepanjang jalan pacet-pacetnya ngga mikir 2x untuk nemplokin kita..

Hari kedua, dimulai lebih pagi.. perjalanan kita akan lebih panjang dari kemaren soalnya.. Yang aku paling inget dari hari ini adalah siang harinya, saat kita lagi berjalan di punggungan tipis & aku bertemu Edelweis pertama di jalur ini.. "12:20 dan aku bertemu dengan Edelweis.." aku hanya bisa berteriak begitu.. senang yang ada dihatiku membuncah dibawah terik mentari. hemh, aku & Nikk ngga habis - bahisnya bilang "wah bagusnya... wah indahnya.. wah.. wah.." pokonya sepanjang jalur ini sangat luar biasa. Sorenya kita kejatuhan air hujan, dingin! tapi lagi - laginya, yang hadir kemudian setelah hujan itu berlaluu.. adalah symphony langit yang luar biasa. Sehabis hujan itu Jingga dan Merah membalut angkasa. Semuanya terpana, bersama temaram yang mulai hadir kami hanya mampu berusaha membekukan saat-saat itu lewat lensa-lensa kamera.. namun, tentu tiada yang seindah moment itu yang mampu dibawa pulang, dalam benda bernama kamera.. .. ..

Malamnya, ada rapat keluarga di ketinggian 1700 mdpl. Dibawah atap tenda, duduk melingkar 3 mahluk.. bleEm adalah bapak & ibunya, aku & nikk adalah anaknya.. goship-goship mengalir dengan lancah he he he .. malam yang panjang.. saat kami memutuskan untuk tidur, semua sudah seppi, temaram sudah kekal memeluk jiwa-jiwa di ketinggian, jiwa - jiwa yang haus ketingian, merindukan hijau di ketinggian..

Paginya - PANASSS!!!
Seakan mentari ini menunjukkan kuasanya mengeringkan dedaunan dalam hitungan detik yang terus berdetak maju.. langit biru - biru sekali pagi ini. aku membereskan bagian depan tenda dan mulai memasak.. yang lainnya sibuk berburu, berburu lewat lensa-lensa kameranya.

Di ujung punggungan aku melihat Pangrango gagah berdiri, hijau & menyilaukan pandangan mataku..
ahhh Tuhan. Bumi ini teramat indah.

Jam 9 lewat, barulah langkah itu mulai diayunkan.. ntah kenapa, ada tidak sabar di dalam hati yang hadir. tidak sabar mengayunkan langkah sepanjang pungggungan itu, tidak sabar bertemu dia - bertemu mandalawangi..

Teman, jika kemaren jalurnya menanjak.. ternyata itu bukan apa-apa dibanding hari ini. sungguh tanjakan itu tiada henti.. tiada henti.. hingga jam 12.30 siang aku menapak di pertigaan ke puncak Pangrango. Sesaat, sendiri.. menemani sepi, mencampur aroma angin dengan sedikit aroma peluh, memberi warna senyuman untuk puncak pangrango..
Di puncak Pangrango, aku sempat barter logistik dengan beberapa pendaki, he he .. satu masalah terpecahkan siang itu.. lalu, senang karena hari ini aku memenuhi janjiku - setelah perjalanan pertama kami gagal, kali ini aku bersama nikk di puncak Pangrango. Ini adalah kunjungan pertama nikk ke tempat ini..

Mandalawangi - Lembah cintaku!!
Tidak ada kata yang mampu menggambarkan betapa aku selalu bahagia berada disini, betapa keinginan beranjak itu selalu hadir saat aku ada disini.. betapa aku .. ah, beberapa kata sebaiknya tak usah kuucap.
Makan siang di Mandalawangi - bikin foto keluarga, lalu langsung jalan turun yang curamm banget, ngga keitung deh berapa kali kepleset & bangun lagi.. kepleset dan bangun lagi.. kepleset.. he he jatuh mullu..

Jam 5 lewat kita nemuin tempat agak lega untuk bisa buka tenda, semuanya lalu langsung beraksi.. ada nyang ngeratain bumi, ada yang bikin awan buatan di atas bumi, segala gaya deh. Malamnya, saat gelap sudah datang - hujan ngga mau kalah & datang juga.. Memasak beramai- ramai dibawah suara guntur, bercampur tetesan-tetesan air hujan.. Malam ini kita masak telur corned dengan sukses.. menghangatkan malam!!

Lalu, tibalah hari terakhir..
Semua bergerak cepat hari ini.. tidak ada yang mau kemalaman dijalan.. berat hati meninggalkan ketinggian ini - tapi kenyataannya adalah kami adalah segerombolan orang yang hidup di dataran rendah - di jakarta - ke sanalah kami harus kembali, hingga saatnya boleh pulang kembali ke gunung.
Siang - menjelang sore, aku sudah lupa jam berapa.. kami tiba di perbatasan itu. Saat hijaunya pegunungan berganti menjadi hijaunya kebon teh.. jalanan kering, jalan koral - berbatu .. dan kembali tiba-tiba semua sudah ada di atas pick up menuju jalan raya..


Tuhan, terima kasih untuk 1 perjalanan teramat indah ini.
Satu perjalanan yang tidak biasa!