Wednesday, February 28, 2007

dare to dream


dare to dream..
berani bermimpi..
berani menjaga impian tetap ada hingga dia melangkah dalam dunia nyata..

dare to dream..
tulisan ini terinspirasi dari Khoo Swee Chiow yang nulis buku "Journeys to the ends of the Earth".

dia yang dari tahun 1997 ampe sekarang ngga pernah berhenti mewujudkan hal-hal baru untuk dia di dunia nyatanya.. membiarkan buah-buah pikirannya bersentuhan dengan udara bebas..

sekarang sudah sangat nyata bahwa untuk tim-ku, Tim Everest Putri Indonesia 2007, Everest sudah lewat untuk tahun ini.. belajar dari banyak kekecewaan, belajar dari hal-hal yang telah kami hadapi bersama setahun belakangan ini.. hal ini dapat aku terima, kami terima, walau didalam diri masing-masing gejolak yang terjadi seberapa besar aku ngga tau..

Pertengahan February kemaren seorang teman nunjukin satu buku, belon sempat aku baca juga sampai sekarang karena aku ada di waiting list untuk baca. tapi aku udah liat websitenya dia disini, liat rangkaian perjalanannya dia yang tiada henti menjelajahi bumi. semuanya makin menarik saat temenku cerita kalo dia udah kontak dengan Swee Chiow dan temenku nyaranin untuk aku kontak dia juga langsung karena dia juga ternyata nanyain kami, tim putri yang katanya mau ke Everest.

Lalu, begitu aja.. aku lalu email-emailan ama dia, sebagian balasannya dia antara lain begini :
"Nice to hear from you. Sorry about your Everest plan. Finding sponsors is never easy. Even after so many years, I am still struggling. It's a lot of hard work. I have had to face many disappointments before getting just one sponsor."

" You are right. I think you need more time to prepare. You need to climb some 6000m peaks like Mera & Island and a 8000m like Cho Oyu to prepare for Everest. I will be happy to help your team. Just email me your questions if you have "

begitu deh..
dare to dream..
sagarmatha belum untuk tahun ini mungkin..
tapi masih ada tahun depan.. masih ada masa depan untuk menampung banyak impian di atas bumi ini..
dan kaki ini akan terus melangkah ..
dan aku akan tetap menari..

Thursday, February 22, 2007

kedua ..

Hari kedua..
Bangun dengan pegal yang masih terasa di paha dan pundakku, namun tidur malam ini lelap.. tidur yang menyenangkan.
6.10 meninggalkan kos dan 6.55 udah nyaampe di lapangan Kopassus Cijantung, pagi ini aku mahluk pertama yang nyampe disini, kusempatkan mengisi perut dengan sepotong roti pisang coklat dan susu coklat.. mengenyangkan!

7.30 dan semua sudah rapi berbaris di lapangan basket bersama Mas Misirin. Stretching seperti kemaren dan menunya langsung LARI... 1 jam katanya untuk pagi ini, ditemani sinar matahari yang hangat dikulit. Diawal hanya dengan mas Misirin, belum jauh kita berlari Asmujiono nongol juga dan langsung menggantikan didepan.. he he he. Pace-nya terasa lebih cepat dari kemaren.., namun lebih banyak yang bersama di depan, kali ini Bitha & Inna nempel dibelakang Asmu.. Baru 15 menit kaenya lari ini, tapi ntah karena memang tidak biasa sarapan, atau ntah karena alasan apalagi.. perut ku dibagian kanan terasa menarik-narik dan membuat ingin berhenti dan menghela napas sejenak.. Tapi aku memaksa kaki ini tetap melangkah, memaksa tangan tetap terayun menemani langkah kaki ini. Hah.. ada apa pagi ini, seakan seluruh sel-sel ditubuh ini menolak untuk bergerak, menolak untuk mengikuti langkah kaki di depanku yang terasa semakin laju, namun ntah apa juga yang membuat berhenti itu tidak pernah terjadi. Masih dengan trek yang sama, naik dan turun yang terus berlanjut, hingga kita kemudian tida di lapangan tempat kita memulai tadi.. "Lari keliling lingkar luar saja terusss, ayoooo " Hmmmh... Formasinya mulai berubah, Inna sempat rada mual dan melambat tadi, sekarang ada Hera & Ni'ma di depan, lalu sekitar 30 m di belakang ada aku dan Bitha... Aku lalu mensejajarkan langkah dengan Bitha dan.. "Jo, loe duluan aja.. " hemh, ngganku mempercepat langkah. "Ngga ah Bit, bareng aja.." lalu kita teruskan berlari bersama, he he lucu juga berlari bersama dibawak terik mentari!! Ngga lama Bitha noleh lagi, "Jo.. loe duluan aja, gwa kram perut.." Waks.. kalo terus mensejajarkan langkah dengan Bitha dia ngga akan menemukan pace yang enak untuk menyelesaikan kram perutnya, akhirnya aku mempercepat langkah. "Bit, kalo sakit banget bernti ya.. " "Iya Jo, gwa tau kok.." ya.. kita memang rada kaget dengan pace 2 hari belakangan ini.
Menyusul 2 mahluk yang berlari di depanku.. pelan-pelan.. mencoba menambah ritme langkah kaki dan akhirnya berlari ber3. Baru 2 keliling lingkar luar kita lalu disuruh masuk lapangan dan berlari di lingkar dalam.. Dengan tanah merah yang membosankan ini lagi.. Terasa Misirin mempercepat langkahnya, hera menempel ketat, lalu ni'ma, lalu Joan.. Lalu, dia naik tangga.. tanpa mengurangi kecepatannya. WALAH!!! Kembali seluruh sel-sel didalam tubuhku, setiap darah dalam pembuluhku.. tubuh ini berteriak minta berhenti!! dan aku cuma bisa tetap berlari.. menatap anak-anak tangga itu naik lalu turun, lalu tanah merah lagi. Naik tangga lalu turun dan tanah merah lagi.. Tiga putaran lewat, aku yang mengikuti langkah kaki Ni'ma sudah tidak bisa bicara lagi, hera mulai melepaskan diri.. Di kejauhan aku mendengar teriakan-teriakan anggota-anggota Kopassus di pinggir lapangan "Tempel terus.. tempel, jangan sampai putus..." Tapi kaenya Ni'ma dan aku sudah menemukan pace baru yang lebih nyaman yang sedikit lebih pelan, namun membuat kami nyaman berlari. "Ayo Misirin, bawa mereka lari terus ke Himalaya", satu teriakan yang membuat aku sempat terhenyak. Untuk Himalaya.. untuk Everest.
1 jam itu terasa lama sekali, hingga saat aku melihat mereka berhenti "puji Tuhan", hanya itu yang sanggup kuucapkan..

Di finish bisa langsung istirahat?? Ngga dong. Masih ada menu lompat-lompat, yang membuat kaki terasa tidak menyentuh tanah.. lari ditempat gaya jinjitlah, twist-lah, 1001 gaya lompat ditempat tercipta siang ini... membuat peluh banjir dan membasahi semuanya!!

Lalu pindah ke lapangan basket, dimulai dengan menu semi puul up, badan miring namun kaki masih menyentuh tanah. Bahkan sisa kemaren masih membuat tanganku tidak bsia ditekuk, hari ini kita mulai lagi. 20x 3 serie hari ini, bergantian.. lalu push up, pun 20x3 serie, lalu sit-up dan selesai.. Stretching dan kita boleh bernafas lega..
melangkah meninggalkan lapangan bsket, aku menoleh dan melihat tangga-tangga itu.. besok aku pasti akan lebih sering melalui mereka. tapi itu kan besok-besok, saat ini aku cuma mau makan bubur kacang hijau saja.

Saat aku buka sepatu.. benar, ada gelembung berisi darah dijari tengah kaki kananku, sumber perih yang dari tadi menusuk nusuk dari kakiku.. Pertanda sepatu lariku sudah saatnya diganti, hh... New Balance merahku sudah saatnya pensiunkah???


Harus pulang.. Kerjaanku membuat saat - saat bersama mereka terhenti disini dulu. Minggu aku kembali bersama mereka.

Terima kasih untuk kekuatan hari ini..

Wednesday, February 21, 2007

cijantung dan jantungku!!

Hari ini, kembali kami harus berhadapan dengan mereka. Summitter-summitter yang telah menapaki titik tertinggi bumi ini.. Kembali berlatih di Kopassus, bukan di Batujajar kali ini.. di Cijantung.
Jam 5.50, dan aku beranjak meninggalkan kehangatan kamarku... namun ternyata kali ini aku salah perhitungan, dan sukseslah jam 7.40 baru nyampe di lapangan di Cijantung itu..
"Aduh Joan, berangkat jam berapa kamu dari rumah..?" sapaan pertama mas Misirin hari ini. Ngga dijawab dengan kata, cuma senyuman & langkah kaki yang bergegas... hari ini akan indah kayanya, janjian dengan kopassus dan aku telat 40 menit!! Perfecto!!


Latihan awal ditemani mas Misirin, stretching seperti biasa, lalu kita test Balke. Tapi kali ini waktunya cuma 12 menit, biasanya kita 15 menit. Di titik start semuanya barengan.. jujur ini cukup mengejutkan untuk aku, tapi aku coba simpan itu biar yang lain ngga tau.. Terbukti dalam kondisi tenang hasil kita biasanya lebih baik. Laper diperut ditahan dulu, coba untuk dilupakan.. walo sulit. Seperti biasa aku mulai dengan berada di depan, tapi cuma diawal doang, kemudian ni'ma melesat ke depan dengan gerakan larinya yang selalu sedap dipandang, ringan dan ringan!! Ngga lama Hera nyusul, seneng, karena aku tau langkahku kali ini memang lebih lambat dari biasanya, kalo mereka bisa melaju mungkin kita bisa perbaiki waktu terbaik di tim ini.. Posisi ini bertahan hingga akhir, begitu waktu 30 detik terakhir diumumkan ni'ma melesat lagi... dan terus sampat ke detik terakhir.
Cape... cape banget rasanya kali ini. Mulut udah ngga mampu menelan apa-apa, cuma kering yang tersisa disana. Berjalan menuju titik awal, menatap tanah merah itu rasanya badan melayang.. melayang dan ringan sekali. Peluhpun berlomba keluar dari tiap pori-pori di kulit yang makin kelam. Mencoba menghitung detak jantungku.. dan aku kalah cepat, dia berdetak sangaat cepat.

Lalu menu-menu biasa di senayan saat kita circuit. Pull up, sit up, push up dan semuanya dihitung.. mencoba berpacu dengan hitungan - hitungan yang diteriakkan.. terus dan terus.. jantungku masih tetap kencan. Lalu pindah dari lapangan aspal kecil di depan gerbang, "shuttle run". Kocak nih, benar-benar kocak, mencoba memacu kaki secepat mungkin, menjaga agar putaran ngga terlalu memakan jarak.. Bitha diurutan pertama, 20.04 detik.. horray... dan.. selesailah pagi ini, perengangan dan kita akan ketemu siang nanti jam 2.00. Jam 10 saat ini, lapar sudah tidak tertahan..

Makan siang, walo waktu belumpun lewat jam 11. Semuanya makan ikan hari ini, cuma Inna & ni'ma yang kaenya tetep cinta daging, sehat-sehat, nasinya?? nambah tentunya ha ha ha. Balik ke lapangan lagi, lalu mencoba mencuri waktu untuk tidur siang, mengumpulkan tenaga, memberi makanan itu kesempatan untuk menjadi lemak (semoga).

13.40 teng, kita menunggu mereka kali ini, semua udah rapi. Mas Asmujiono nongol duluan, lalu dia kenalin kita dengan seorang bapak yang baru balik tugas di Freeport.. "Wah, udah ke Cartenz dong pak?" pertanyaan pertama yang terlontar begitu aja dari mulutku. "He he iya, tapi baru 4 kali". KENTANG!!! Bagoessss, 4x dan dia bilang "baru".. cerita-certa, nanya-nanya, tapi ngga bsia lama, latihan kudu dimulai mumpung masih "hangat" sinar mentarinya. 14.00 teng & stretching lagi, lalu mas Misirin nongol dengan sepedanya.. Gimana dia ngga makin item yak, siang bolong dan sepedaan?!
Acaranya lari. Ya, jam 2 siang, sebelum lari saja peluh udah menjadi titik titik di keningku. Mas Asmujiono di depan & mas Misirin ngawal di belakang.. Larinya stabil benar, walo pace-nya lebih cepat dari continuous run kita di senayan, semuanya coba mepet ke depan terus.. Lumayanlah, diawal kita bisa "temani" dia di depan terus. Lalu medannya mulai "cakep", naik dan turun sesuka jalannya.. Masuk ke kawasan latihan tembak, aku temukan satu hal yang baru aku tau siang ini - tentang aku.. Takut loh dengar suara tembakan itu, kita lari persis disamping lapangan tembaknya, suaranya menambah detak jantungku. Tidak ada yang tau mungkin, aku melambatkan langkahku dan agak menunduk. Aku baru tau aku ngga suka sekali dengan suara tembakan itu!!! Sangat tidak suka, kenapa? Hhhh...
Ngga lama jalan menurun disamping lapangan tembak selesai, karena terowongannya penuh lumpur, balik arah.. nanjak lagi.. cakeeepppp.
Masih, dengan pace yang ngga berubah Asmujiona itu tetap didepan, sambil cerita, sambil becanda dan sambil tetap lari.. Aku coba menjaga langkahku tetap berada dibelakangnya, untungnya jantung dan paru - paru bersahabat.. Mesin dieselku mulai anget, langkah sudah berasa ringan, kaki sudah berasa ringan. Kelompok udah terbagi dua, saat hampir masuk menit ke 30, Mas As, Hera, aku dan ada ni'ma sedikit dibelakang, temen yang lain bergerak dengan pace berbeda ditemani misirin dibelakang. Lalu.. ada telepon, 7 menitan kita-kita mas As menerima telepon itu, tetap dengan berlari, tetap dengan pace yang sama, tetap tanpa tanda dinada suaranya yang nunjukin dia sedang lari!!! Hhhh... manusia ini memang gila fisiknya!! Salute..
Tetap bisa bersama dengan Mas As hingga finish cukup melegakan hati, hari ini 45 menit, besok dia pasti nambah. Peluh masih berlomba-lomba.. diusap dan datang lagi, dibawah terik mentari jam 3 sore ini.

Setelah semuanya ngumpul masih ada lagi, sprint 400 meter, berdua-dua, aku dengan Hera dan kita start pertama. Langkah kaki berasa berat, ngga berat sekali, tapi berat. Aku berlari selangkah dibelakang Hera, agar dapat titik terdekat lingkarannya, begitu Hera terasa melambat, mau disusul dia ikut cepat, kaya jalanan dicondet tadi pagi, selit sekali utnuk nyalip. Catatan waktu kita ngga bagus, 1.40-an detik. Lalu Nima dan Bitha he he Nima dari awal udah melesat ke depan, ... ringan seperti kapas.. ampe finis begitu. catatan waktunya pasti lebih baik dari kita, walo masih di 1.40an detik. Lalu ni'ma dan fythry, Inna memimpin dari awal, Fythry ketinggalan cukup jauh.. ya ya dia baru pulang diklat ya kemaren, gimana ngga cape?! Mba wiwie dan mba evie yang siang ini telat karena abis dari Menpora masih harus nyelesaian 45 menit lari mereka, barengan di lapangan merah ini.

Putaran kedua, begitu finish tadi kita cuma jalan mondar mandir, mencegah si asam-asam laktat ngga nunpuk. Terasa badan langsung recover, kembali ketitik start jantung dan paru-paru udah ringan. Dari pada salip-salipan lagi aku coba menghela kaki lebih cepat diawal, eh enak.. bertahan dan terus mengayun.. lari dan hanya lari. Ada keringat ngalangan mata, dan saat aku tempelkan bandana hijauku kemata dia lepas, hah harus tetap lari nih. Di angka 1.33 detik aku berhenti, lebih baik dari yang tadi kali ini.. jauh lebih baik dan jalan-jalan lagi..

Dan itulah menu disiang ini, kita lalu ngumpul.. peregangan ampe semua regang. Senangnya, saat semua selesai dan kita masih sehat.
Ada briefing dikit soal latihan minggu depan, 1 minggu di daerah puncak, masih tetap akan bersama summitter-summitter ini.
Di Cijantung, hari ini jantungku pasti seneng!!

Mencoba mengingat kali terakhit aku merasa letih yang seperti ini.
Lupa, lupa ntah kapan...
Cape sekali rasanya.. ampe betis, ampe ujung-ujung jari kakiku..
namun, besok kami masih akan kembali..
Untuk cape dan lebih cape dan tetap tersenyum..
Untuk sagarmatha.