Wednesday, July 16, 2008

~ Summer Camp : satu perjalanan kembali ke Kampung Mandalawangi ~

4 bulan telah berlalu dan musim panas telah tiba, kini ..
Pesan terakhir yang aku terima lewat ym Jumat kemaren adalah ”kampung rambutan yah... jam 9 waktu iraha bae ..” cukup begitu dan aku akan datang!!

Perjalanan ini untuk mengentaskan rasa penasaran akan musim panas di Kampung Mandalawangi, ingin menikmati pemandangan Gede – Pangrango bersanding berlatar langit biru, pemandangan Hijau hutan tidak terhalang gerimis, lewati senja bersama dingin yang menggigit tapi tanpa riuh suara hujan, melewatkan malam berbagi tawa dengan hangatnya api unggun, menyambut pagi dan esok dalam tatapan Mandalawangi!
Ingin bermain dengan mentari saja, setelah February yang basah di Kampung Mandalawangi ..
Lagipula, kami terlanjur mengucap janji.. akan kembali saat musim panas telah tiba!

Hampir jam 11 malam, saat akhirnya bus jurusan Cianjur itu nongol dan 4 keril besar di loading ke bagasi. Lengkap sudah ber8 dengan 4 daypack dan 4 Keril besar memuat semua kesenangan dunia, kami bawa dalam perjalanan ini. Perjalanan menuju Puncak cukup lancar, dalam 2 jam kami sudah menikmati teh hangat disalah satu warung di kawasan Puncak Pass.. Warung yang sama dengan Bapak yang sama dengan February lalu, hemh.. hanya kurang SUNU disini, yang nambah malah banyak, ada Nita, Laura, Ai dan Andi yang bergabung sekarang. Ada yang well prepare ada yang ”mau ke mall” he he he ..
Segelas teh hangat berlalu dan perjalanan dimulai, malam ini target perjalanannya adalah ”sedikit lebih jauh aja dari tempat kita nge-camp february kemaren dan kita buka tenda” .. lalu ntah karena efek langit cerah dengan bulan ¾ atau efek teman perjalanan yang “super duper” rame, berasa dekat aja semuanya.. 12 July, jam 3 subuh dan kita bangun 3 tenda dibawah sinar rembulan .. ..

“12 July telah tiba dan aku harus ada di ketinggian, hari ini!”

Pagi telah tiba.. Aku melirik jam tanganku, tertera 7.55 disana. Semua masih sepi, semua masih terlelap dalam dekapan sinar dan hangatnya mentari, masih ada sedikit dingin sisa semalam, sedikit. Rinduku akan tempat itu membangunkan aku, ingin segera ada disana.. di kampung mandalawangi yang bertabur sinar mentari musin panas ini..

Menikmati sepii sendiri diantara hijaunya pepohonan memang selalu menyenangkan! Ngga lama andi & irene bergabung, udah ga bisa tidur juga mereka. Segelas kopi & roti coklat menemani pagi, indah!! Cukup lama juga menunggu hingga ada suara-suara kehidupan dari tenda tetangga, dan begitu bangun semua ngeriung di tenda kita, berbagi kehangatan lewat gelas yang berpindah dari satu tangan ke tangan selanjutnya.

Matahari terus beranjak naik perlahan, selesai sarapan dan sedikit bermalas-malasan semua lalu mulai packing. Perjalanan harus dilanjutkan segera, agar dapat segera bermalas-malasan lagi di tempat lebih indah dan sepii.. dan jam 10 kira-kira perjalanan dilanjutkan lagi. Menyenangkan sekali rasanya berjalan dalam cuaca cerah, walaupun keringat jadi mengalir dengan riangnya ..
Aku sedikit lupa dengan jalur perjalanan ini, he he kebiasaan jelek ya ini, kurang memperhatikan jalur saat berjalan di belakang, alhasil di 2 persimpangan aku harus menunggu semud untuk memastikan arah. Perjalanan ini ditemani dengan banyak sekali jaring laba-laba yang menerjang wajahku, tiap beberapa langkah aku mengusap wajah, membersihkan jaring-jaring halus yang tidak kasat itu.

Jam 1 siang kira-kira dan aku sudah ada di lapangan kecil itu, lapangan rumput dipagari semak, berlatarkan Gede – Pangrango dan dinaungi 2 batang pohon yang rindang. Ada senyap menyeruak saat aku tiba disana, sendiri saja.. Aku lepas ransel di pundak pada batang pohon tumbang yang setia disana, indahnya musim panas di lembah ini. Kangenku, penasaranku terpuaskan sudah .. lega di hati.

Saat semua sudah berkumpul Vera bilang ”Jo, semud belon ada.. ..” hemh ada koatir disuaranya. Aku lalu membawa satu botol air mineral kosong dan berjalan kembali, nyusulin semud .. .. aneh juga, ga ada tanda-tandaya sama sekali, ngga ada warna lain di lembah itu, selain hijau, hanya ada aku – merah sendiri – menclok di dasar lembah. Sekitar 10 menit muter-muter, berteriak tapi ngga ada sahutan juga. Aku putuskan kembali ke Camp Site, siapa tau dia udah ada dan .. belon ada juga. Hemh, semudh yang nakal.

Balik lagi, berjalan hingga batas hutan dan berteriak-teriak sendiri dan.. .. aku lalu mendengar suara semudh di kejauhan.. hemh.. 8 menit kemudian kira-kira baru ketemu, ternyata ya.. mahluk semud satu ini memang iseng!!!

Bermalas-malasan .. .. itu adalah yang paling menyenangkan untuk dilakukan kalau lagi liburan musim panas begini. Setelah berkeliling sejenak mencari air, kita lalu ngeriung di bawah sinar mentari yang hangat, memasak makan siang tapii sebelumnya segelas kopi dulu untuk menenangkan jiwa.

Siang ini berlalu dengan cepat, kopi-kopi mengalir, membuat api unggun, masak puding, ambil air lagi, cuci-cuci muka, sikat gigi, bermalas-malasan dan.. .. saat gelap mulai datang ada teriakan sepoi-sepoi dari atas punggungan, ”Ah.. om Azduth telah tibaaa ..” Dan benar saja, ada om azdut, pujoo dan labir yang nyusul kita dan mereka bawa ayam dan bumbu untuk bikin ayam bakarr...... seperti sudah dijanjikan, senang sekalii ..

Irene langsung ambil bagian untuk merabu bumbu ayam, Om Azduth nyiapin nasi liwet di Tong-jin nya, Labirr menata api, ada yang ngeracik bumbu, ada yang moto-moto, ada yang nyicip-nyicip .. semua senang.. semua heboh .. menikmati satu malam dimusim panas di kampung mandalawangii .. ..
Ada 2 ekor ayam bakar, yang dibakar dalam alumunium foil dengan kungfu tingkat tinggii, ada sekantung besar buah pear yang melegakan tenggorokan, ada segelas kopii, ada sate-sate sosis, ada banyak makanan malam ini, ada banyak senang disini ..

Bertukar cerita, merencanakan rencana perjalanan selanjutnya sambil duduk berkeliling disekitar api unggun, menikmati dingin yang menggigit, menikmati sinar rembulan yang menghangatkan bumi.. menghangatkan lembah ini..
Lewat tengah malam sudah saat aku masuk tenda dan meluruskan badan.. lega saat ini ada disini bukan di Jakarta .. ”Tuhan, terima kasih”

Lagi-lagi mentari bergerak duluan dari aku, ada suara-suara diluar tenda yang membangunkan aku.. sekejab-dua kejab – tiga kejab dan semua nyawa sudah berkumpull lagi.. Begitu buka tenda disambut dengan segelas kopi hangat.. uuuuuuhhh senengnya, thank you bro.

Dan haripun berjalan cepat, matahari beranjak naik dengan tergesa.. Tapii masih, masih kita makan enak hari ini dengan Irene yang rajin banget masak dan kita yang siap sedia ngabisin masakannya.. Foto-foto narsis pun berlangsung, tiba-tiba semua ingin jadi model, tiba – tiba semua jadi centill he he he ..

Keanggunan dan kegagahan dua gunung itu bersanding, Gede di kiri dengan jajaran cadas kawahnya yang tampak cantik berwarna dan Pangrango dengan kemegahannya, diam, sepii, menjulang menangkap awan. Aahh.. aku ingat akan Mandalawangi yang diketinggian itu, 3 bulan tidak bersua, apa kabarmu cantik? Ah, rindu mandalawangi!

Dan siang di kampung mandalawangi kita tutup dengan sebotol Juice anggur, huaaa segar sekaliii. Memberi semangat baru untuk menapaki tanjakan dengan tetap tersenyum.. ha ha senang sekali liburan 2 hari ini. Ntah karena euforia sisa semalam atau memang suasananya ato emang benar begini.. tapi rasanya perjalakan pulang ini cepat sekali. Tiba-tiba udah nyampe di pertigaan, tiba-tiba udah ngopii-ngopii lagi sambil menikmati lapis legit, tiba-tiba udah harus berpisah dengan 3 stooges, dan tiba-tiba udah di jalan raya lagi. Kembali ke bising yang selalu ini.. ..

Perjalanan ini adalah perjalanan yang kurindukan, sayang ngga ada om cupix dan sapii gila disini untuk membuat semuanya sempurna..
Perjalanan ini, hadiah dari sorga untuk hatiku!


11.12.13 july
dan aku melepas kau dari hidupku