Thursday, October 09, 2008

~ Gekbrong - Gemuruh - Galudra ~ Pendakian Anak Durhaka 2

"ugh.." mati gaya sudah. Kakiku mentok, di kanan ada jendela, di kiri ada semud dan tanpa bisa menatap apa-apa karena tumpukan ransel-ransel membubung tinggi hingga langit-langit mobil carteran ke Sukabumi itu. O iya, supirnya benneran pembalap sejati, 1 jam - 1 jam saudara-saudara waktu yang ditempuh dari Bogor ke Sukabumi di malam kedua lebaran ini.

Di Sukabumi, teriakan gembel-gembel diperut kami redam dengan sate ayam berkuah soto, ayam lagi - ayam lagii! Buatku ini seperti menu putus asa - asal perut keisi dan lupakan saja soal rasa! Disini 5 orang gerombolannya Om Bob juga bergabung lagi, karena tadinya mereka ngangkot dari Bogor, carteran kita gag muwat. Saat kelar makan, beberapa saat sudah lewat dari jam 00.00 dan 2 angkot sudah siap membawa kita menuju Gekbrong.

Perjalanan menuju Gekbrong ngga begitu lama, namun jalurnya ampun-ampunan benner, ban-ban mobilnya ampe berasap karena kepanasan dan diangkot yang 1 lagi malah penumpangnya harus turun dari angkot karena angkotnya kehilangan daya :( Dari titik kita turun dan mulai berjalan, hanya kira-kira 15-20 menit berjalan melewati pepohonan tinggi dan rimbun bambu, dan kita tiba di Camp site - tempat kita habiskan malam ini, eh subuh ini ding!
Berdiri 5 tenda malam ini, rasanya semua orang benar-benar ingin tidur dengan nyaman. Menjelang jam 4 subuh saat satu-persatu mulai masuk tenda, setelah berbagi tawa, berbagi canda, berbagi ledekan, berbagi kopi dan berbagi tubrukan teh .. ..

Hari pertama ..
Hari pertama? Hemh.. Hari ini bangun siang, jam 9an kali. Matahari sudah tinggi saat aku nikmati sarapan dengan segelas kopi dan setangkup roti berisi daging (daging lagi ha ha), lalu ada sesi pemotretan dan sesi packing. nyantai? yup! Karena kita sambil nunggu gerombolan yang nyusul dari Jakarta pagi tadi. Jam 11 lewat sudah saat semuanya siap dan kita mulai bergerak, rencananya kita akan nunggu anak-anak di "dam air". Tadinya aku pikir ini agak jauh ke atas, ternyata belum juga keringatan, baru sekitar 15 menit berjalan, kita sudah sampai. Rasanya aneh bangun siang, leha-leha, jalan bentar eh udah istirahat lagii.. ha ha ha hari yang indah niyy..
Kira-kira jam 12 siang lebih dikit akhirnya Sunu, Joitem, Om cupy, Jack D & 4 orang temennya tiba, gerombolan ramee kita jadi makin rame aja. Jam 13 an, kelar makan, beres-beres, packing lagi dan kita mulai jalan.
Target kita hari ini di 1800 mdpl, Om Bob seperti biasa selalu di depan, kali ini dibelakangnya disusul oleh gerombolan ntah mana aja, tapii selalu ditutup oleh team sweeper ceria ha ha.. Aku? nyempill aja ntah dimana aja, semau kaki, semau hatii.. ngga bakat jadi sweeper sowalnya ha ha ..

Hari ini hutannya indah, jalan setapaknya jelas walau kadang ada 1-2 persimpangan. Pepohonan tinggi berjajar tak beraturan, ada lumayan banyak pacet kelaperan di jalur ini tapi ya sutralah ya mo diapain juga. Sepanjang jalur hari ini emang nanjang, tapi menyenangkan karena ngga ada nanjak yang ampe bikin "ngap". Penambahan ketinggiannya beradab banget, asoy..
Jam 17.00 lewat dikit kita sampai di 1800-an, tapi punggungannya tipis banget, Ngga ada lahan cukup luas disekitar sini, jadilah camp site malam ini memanjang sepanjang punggungan, ada 5 tenda berdiri menampung 16 manusia dan 2 flysheet dikibarkan malam ini menampung 7 begundal :)
Malam yang lagi-lagi penuh tawa, ada om Bob yang jumpalitan ngadepin otak-otak dipenggorengan, ada tragedi ikan peda di flysheet om cupy, ada hujan bersahabat yang turun sesaat, ada yang tidur sendirian, ada shooting di balik tenda..

Hari Kedua..
"Dhuaarrrr..." tidur nyenyakku terbang bersama gelegar suara dari benda kecil titipan seorang bocah tua nakal yang ngga ikut dipendakian kali ini..
~ selamat pagi dunia ~
Pagi ini segelas kopi, segelas teh, mie instant pake telor! cukup dan kita siap berjalan, sore nanti rencananya kita nge-camp di suryakencana. Dilihat dari kecepatan kita kemaren, hari ini butuh bergerak lebih pagi..

Seperti kemaren, ada beberapa pohon tumbang disepanjang jalur. Jalur yang menanjak perlahan tapi jelas. Setiap kali kita istirahat selalu ada perubahan ketinggian yang jelas, ini menurut info dari om cupy..
Pagi ini matahari bersinar dengan ceria, membuat keringat juga mengalir dengan kecepatan penuh. Beberapa kali berhenti - istirahat - menunggu team di belakang menyusul - dan menghitung ketinggian. Kira-kira jam 12.00 Om Bob ngajakin makan siang, kebetulan kita lagi ketemu tempat lumayan datar. Langsung deh peralatan tempur dikeluarkan, dan masak-memasak dimulai. Menu siang ini ikan goreng & soup cream jagung.. yummy.. yummy ha ha ..

Siang ini, seakan ngga mau kalah, rintik hujan juga mulai turun.. ingin ikut melengkapi warna-warni perjalanan kita, untungnya flysheet udah terpasang dan semua tetep bisa makan dengan santainya. Saat ini ketinggian kita udah disekitaran 2600an, jadi menuju puncak Gemuruh tinggal kira-kira 330 meter lagi :)
Kalo ngeliat jalur yang udah dijalani dari pagi tadi, kaenya belum akan terlalu sore kita ampe disana, nanti.

Hujan benneran iseng siang ini, menyirami bumi dengan cerianya. Raincoat mau gag mau harus dipake, yang paling males adalah saat harus keluar dari bawah teduhnya flysheet dan melanjutkan perjalanan. Akhirnya, Gerombolan anak-anak condet :) memulai, mereka berjalan di depan, lalu gak lama aku nyusul, kayanya dibelakangku gerombolan Jack D lalu para sweeper. Udah jam 1 lewat siang itu, saat kita lanjutkan perjalanan, karena hujan ngga berhenti juga, kita ikutan berjalan tanpa henti juga.. Vegetasinya sudah berbeda sejak kita makan siang tadi, pohonannya mulai lebih pendek dan cantigi mulai rame, selalu menyenangkan berjalan diantara cantigi. Memberi nafas ketinggian diudara..

Aku ngga tau jam berapa tepatnya, sekitar jam 4 an mungkin, saat tiba-tiba aku melihat Opiek ama Beng-beng berdiri di satu pelataran. "Ini Gemuruh?" aku nanya, "Iya Jo Gemuruh. itu makamnya" mereka nunjuk gundukan tanah berpagar ranting..
Ampun, nyaliku langsung ciut dan melipiri dataran itu ke sisi lain yang menjauhi gundukan tanah itu. Tidak pernah menyenangkan ada didekat makam, untuk aku.

Ngga lama satu-persatu menyusul. Hujan belum juga reda, kabut makin tebal dan angin makin kencang. Indahnya ada disini, pada saat ini.
Lalu ada foto-foto session, ada saat menambah kabut di udara dan ada juga saat begong saja, berdiri menggigil seperti batang pohon. Kira-kira 30 menit berada disana, ransel kembali dipanggul, perjalanan harus dilanjutkan. Suryakencana, kami datang!

Namun :) ternyata perjalan pendek menuju Suryakencana juga adalah kisah menarik tersendiri, saat aku & bunda yang tadinya berjalan di depan berhenti ketika bertemu persimpangan. Om Bob ama Opiek lalu nyari jalur (jalur cepat) dan jadilah kita melewati jalur denagn kemiringan semiring-miringnya!!! Ngga kebayang mpo' Ipeh dengan sepatu cantiknya dijalur ini, pasti kacau-balau rasa dikakinya. Perjalanan jadi lambat sekali, terhenti seperti macetnya Jakarta. Team sweeper sudah kehabisan stock sabar, akhirnya satu persatu disalib dan tinggal beberapa kita dibelakang.

Dibawah, di Suryakencana beberapa jajaran tenda sudah terlihat, agagnya kami bukan satu-satunya gerombolan anak durhaka musim ini. Walau pastinya kami satu-satunya gerombolan anak durhaka yang membalak di jalur ilegal :) he he itu yang membuat ini menarik!

Di Suryakencana, kita nongol di alun-alun Barat, disini isi lagi semua botol kosong denagnstock air bersih. Bertahap bergerak menuju alun-alun timur, karena kabut udah makin tebal dan hujan dan angin berasa makin ceria.
Senja yang dingin. .
Senja yang putih. .
Senja di Suryakencana. .

Malam ini, hujan ngga juga reda. Api malam ini gagal. Tapi makan malam tetap berlangsung dengan sukses. Yang kasihan Joitem, mungkin kaerna dia masuk angin, ngga ada makanan yang dapat menggugah nafsu makannya. Kita sudah pancing dengan sambal bajak - gagal. Kita masakin Indomie goreng (mintanya 2 lagi) tapi tetep gagal. Akhirnya dia memilih menepi & menyepi di tendanya, dan kami (om bob-anton-sunu-semud-om cupy-joan) teteub melanjutkan menemani malam dengan berbagi tawa dan segelas kopi hangat.
Ah, sungguh malam yang indah.

Ngga lama, saat malam mulai belajar larut, akhirnya kita menghangatkan sleepeng bag & tenda kita. Ha ha ha .. rapat-merapat banget malam ini, nyaris ngga bisa berkutik karena tenda anton ditambah dengan om cupy yang sama sekali ngga imud dan sunu! :)

Saat semua sudah damai, saat aku ada diantara bumi dan langit, tiba-tiba ada check sounda dari tenda kiri dan kanan. Ada teriakan - teriakan yang rasanya seperti Dejavu, seperti tahun lalu, disisi lain Alun-alun ini. Joitem & Om Bob bener-bener adu kenceng suranya menghadapi tawa-tawa dari tenda tetangga. Saat semuanya reda, yang tersisa hanya dinginnya malam, suara rintik hujan yang jaruh di flysheet, hangatnya tenda, dan bisikan angin.
Yang tersisa hanya damai..

Hari Ketiga ..
"Nasi uduk.. nasi uduk mas"...
What?? PDA - ini di Gunung!
Tapi kenyataannya memang begitu, pagiku dibuyarkan oleh suara para penjual nasi uduk. Hidup memang keras!

06.30, Suryakencana masih berliput kabut. Masih dingin. Aku coba abadikan kuntum-kuntum edelweis, namun aku kalah oleh dingin, semuanya ngga fokus. Aku menyerah dan memilih menikmati segelas kopi hangat saja, pagi ini.
Menu pagi ini bubur kacang Ijo :) enak. Segelas saja, cukup rasanya. Lalu berleha-leha sebentar, lalu satu persatu mulai packing. Dinginnya Suryakencana memang menggigit pagi ini, tapi ngga mungkin juga jalan dengan jaket, raincoatnya juga udah lepek efek hujan kemaren. Sudah saja, bersatu & menikmati dingin saja. Itu sudah.

Seperti tahun lalu, edisi foto-foto anak durhaka ada lagi, kali ini dengan busana batik. lucu, karena lagi-lagi seakan-akan alun-alun ini hanya punya kita, 23 manusia narsiss. Lalu, untuk melengkapi lebaran tahun ini, 1 ledakan "Dhuaarrr" menutup sesi foto-foto dan membawa kita kembali ke bumi, kembali ke kesadaran besok harus masu kantor lagi :)

Jalur turun kali ini adalah Desa Galudra, namanya keren ya. Jalurnya langsung dari alun-alun timur, berlawanan dengan arah turun ke Gunung Putri. Disini lagi-lagi kita bergerak lambat, lambat sekali malah. Kalo dilihat dari jalurnya sepertinya 3 atau 4 jam sudah sangat dukup untuk tiba di Galudra dengan berjalan santai, tapi adanya pak guru yang cedera lurut benar-benar menahan langkah kita.

Di jalur turun yang jadi sweeper benaran lengkap. Mulai dari Bunda, om Bob, Anton, Sunu, Semud, Joitem, Joan, Opiek & Om cupy, berjalan santai dan menikmati pemandangan manusia berjalan di atas awan :)

Banyak kekonyolan beneran terjadi disini, ntah itu saat jalan, ntah itu saat istirahat panjang kita. Seru, dan tiba-tiba kita sudah di galudra. Perjalanan panjang menuju desanya yang paling menyiksa jari-jemari. Ada perih-perih kecil dan cenat-cenut tanpa henti di ujung jemari..

Warung di Galudra jadi titik akhir perjalanan ini..
Menjadi titik akhir ditutupnya pembalakan ilegal untuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango..
Menjadi titik awal rencana-rencana ilegal gunung-gunung lainnya..

Bapa di sorga, terimakasih..
Mentemen terimakasih, sungguh perjalanan yang indah!!

2 comments:

Anonymous said...

poto akyu kok gak ada yah....

Anonymous said...

ya gag ada laa.. ..
sampean kan gag ikwudh ky .. ..