Friday, October 31, 2008

~ di Pangrango.. dan kuberhenti berharap ~

dan di lembah ini..
bulir-bulir kangenku menyatu ke bumi..
menyusup diantara kerikil yang dingin, membeku..
tak mengeluh walau menopang aku dan seluruh bebanku
mengalir dalam bening air yang selalu ada untukku lepas dahaga
ah, terbersit tanya.. 7 tahun lagi masihkah dia ada di lembah ini?

di lembah ini..
seluruh kesombongan luruh..
tak mampu berkata-kata tentang ketinggian
kuntum-kuntum kecil keabadian menohok aku,
dia, yang mampu peluk dinginnya sang malam..
dia, yang berani cumbui mentari..
dia, sang bunga abadi..
pagi ini berbisik lirih..
"aku akan selalu disini, namun apakah waktu ada bagimu"


~ Mandalawangi - 26 oktober 2008~

.. .. dan kuberhenti berharap

senja itu matahari bersembunyi dibalik rapatnya kelabu awan.. aku merasa mengenali setapak di depanku. Jalan setapak yang di kanannya lumut dan dingding tanah, di kirinya pepohonan tak begitu tinggi dan sudah mulai jarang. Di depan pasti pertigaannya, aku berucap sendiri dalam hati sambil terus melangkah menghampiri belokan yang sudah tidak begitu jauh..
dalam hati aku tersenyum, senang akan segera tiba di taman impianku..
aku terus melangkah.. dan kecewa! aku salah (lagii..)
.. .. ..

Sudah hampir jam 00.00 saat kami (djoko, gethuk, seemud & aku) meninggalkan terminal Kampung Rambutan bersama gerombolan perempuan peserta pendakian "Women Series" ke Gunung Pangrango. Rasanya aneh, melihat segerombolan perempuan disini. Agaknya efek aku terlalu sering merambah ketinggian dengan kaum lelaki. Kami jadi seperti orang aneh malam ini, saat di bus pun semuanya rapii duduk rapat di bagian depan, sementara kami seperti biasa justru langsung merambah bagian belakang. Kebiasaan yang aneh sepertinya, dan siapa yang aneh ya disini?

Di pertigaan Cimacan masih kami sempatkan beli beberapa keperluan yang masih kurang, setelah itu langsung naik angkot menuju Cibodas. Hanya ada kami berempat yang tertinggal, seluruh team women series sudah berangkat duluan, jadi ngga heran kalo kemudian bapak supirnya ngetok harga sampai 25 ribu. Di Cibodas aku masih sempatkan nemenin Gethuk cari makan, sementara seemud ama djoko re-packing beberapa benda. Akhirnya, beberapa saat lewat dari jam 3 subuh, kami menyelesaikan urusan check surat ijin dan mulai berjalan, team women series sendiri masih packing di Montana, dari Tanti aku tau kalau mereka juga akan langsung berjalan, setelah packing selesai.

Dengan Gethuk & seemud aku sudah cukup sering berjalan bersama, tapi dengan djoko ini adalah yang pertama. Dari beberapa temen aku dikasih tau kalo djoko tipenya jalan pelan tapi ngga sering berhenti, bukan orang bawel, dan di dalam ranselnya segala macem ada. Tapi dalam 1 jam perjalanan ke Panyangcangan subuh itu aku ngga nemuin djoko yang begitu, memang djoko berjalan paling belakang dan ngga suka kalo ditungguin, tapi belakangnya juga ngga dalam jarak yang jauh. Sampai di Panyangcangan kami putuskan untuk tidur sebentar beralaskan flysheet dan setelah menikmati milo hangat, seperti 4 ikan peda yang berbaris rapi kami terbang ke alam mimpi.

Mataku masih berat banget saat suara-suara berisik membangunkan aku, seemud malah udah bangun duluan walau masih tetep di dalam sleeping bag nya. Ada Dhaniez, Bang nanda, dan team woman series. Jelas kalo tim rusuh ini sudah hadir, kedamaian tidur sudah menguap menuju langit, tinggal mimpi ha ha ha .. Aku lalu melawan nggan bergerak-ku dan memasak air, menghidangkan kopi dan coklat hangat, menyambut pagi. Sambil kami menikmati sarapan, satu persatu tim women series meninggalkan panyangcangan, sementara kami masih asik dengan kenikmatan dalam memulai hari. Dhaniesz cs lalu nyusul meninggalkan kami dan .. masiy kami masih saja meneruskan menikmati sarapan pagi kami. O iya, disini djoko baru tau kalo sepatunya ternyata jebol. Alasnya sebelas kiri terbuka. Sempat aku sarankan diikat, tapi kemudian dia memilih berjalan dengan sendal gunung saja. Setelah perut tenang kami mulai packing, lalu mulai menapaki jalan setapak mendaki.

Formasi jalan subuh tadi agaknya memang sudah begitu adanya, seemud, aku, gethuk dan djoko, formasi ini berlaku hingga turun. Seemud malah begerak sangat cepat kali ini, seringkali aku kehilangan sosok berwarna biru itu. Belum terlalu jauh berjalan kami mulai bertemu dengan anggota team women series, karena seemud terus berjalan aku juga mengikuti melewati mereka. Ngga lama juga kita ketemu dengan gerombolannya dhaniesz ha ha kalo ama yang ini siy cuma ada 1 pilihan yaitu ikutan berhenti, melonggarkan punggung dan mari kita tertawa bersama ..

Pagi ini cuaca sangat bersahabat, mentari tidak terik, awannya ada sekedar mendinginkan mentari. Mungkin juga karena sempat tidur dengan sangat nyenyak walo sebentar banget tadi, tapi badan rasanya enak banget pagi ini. Seemud juga sempat ngomong hal yang sama walo kalo versi seemud agak-agak spooky "ransel gwa kae ada yang bawain Jo" hiii .. aku cuma bisa bilang " udah, ga usah dipikirin, dinikmati aja mud" abis mo jawab apa lagi.. Setelah istirahat ramean ini target kita selanjutnya adalah air panas, kita mo ngopi-ngopi lagi disana. Sepanjang jalur ini agag-agak kerja keras dikit karena bantuin nita, yang tadi udah ngga bisa tersenyum lagi karena mangkel ama bawaan yang dia harus bawa, sementara beberapa anggota tim nya berjalan melewati bahkan tanpa menyapa.. Hemh..

Waktu tempuh menuju air panas jadi lebih lama dari biasa, sungguh sangat tidak nyaman berjalan dengan daypack di depan dada. Bikin gerah, bikin jalur jadi ngga keliatan (apalagi waktu lewat air panas), tapi disini aku cuma bisa senyum aja, mencoba mengingat kapan terakhir kali jalan dengan bawaan begini, dan aku lupa.. kapan.

Dan kami menepati janji, selepas air panas trangia dikeluarkan dan kami menikmati saat-saat minum teh bersama. sudah hampir jam 11 siang, tapi masih terlalu dini untuk makan siang. Bagusnya cuaca membuat aku masih rajin motret, mengabadikan wajah-wajah ceria teman seperjalan kali ini. Ngga lama perjalanan dilanjutkan dan dalam 1 jam lebih dikit kami memasuki kandang badak. Seemud seperti sejak awal udah ngilang di depan, aku seperti biasa berjalan sendiri. Namun mendekati kandang badak di depan aku melihat Putri, jalannya sudah agak sempoyongan, ini membuat aku bergegas. Putri yang bennernya udah putih keliatan pucat banget siang itu, dia lalu menepi untuk memberi aku jalan, tapi aku lalu memaksa untuk berjalan bersama, pelan-palan, dia setuju asal aku berjalan di depan. Aku tau kalo Kandang Badak sudah sangat dekat, coba memberi semangat dengan realita itu. Saat aku tanya ternyata semalam mereka benar-benar ngga tidur, lalu ngga sarapan pagi pula! GILA. Pantes aja mereka bisa naik gunung hanya dengan daypack agak besar, logistik yang mereka kurangi. Hah hobby menyenangkan ini memang tidak mudah, tapi juga bukan hal yang sulit agaknya.

Di Kandang Badak untungnya sudah ada 1 tenda tim advance berdiri, bagaimanapun ternyata tim putri ini tidak dilepas bebas seperti burung di angkasa. Untungnya seperti itu, kalo ngga agaknya tim ku tidak akan melanjutnya perjalanan siang ini, untuk memastikan kondisi mereka semua baik. Kami mencari tempat agak menyepi, agar dapat segera mengolah makan siang karena akan melanjutkan perjalanan ke puncak Pangrango.

"mud, jam berapa sekarang?" aku bertanya saat semua ransel sudah naik kebahu kami kembali. "setengah tiga Jo" djoko yang nyahut.. hemh, semoga 3 jam dapat kami tempuh ke puncak Pangrango. Aku bukan orang yang suka berjalan dalam gelap, apalagi ditemani air hujan, hah.. dan seingatku seringkali hujan akan turun saat menuju Pangrango, semoga kali ini tidak!

Aku memutuskan tetap memakai flight series ijo ku untuk berjalan, nanti pasti akan gerak memang tapi mengingat saat makan tadi aku sampai menggigil lebih baik sekarang menjaga suhu dulu, begitu mulai hangat nanti aku buka. Kami sempatkan mampir ke tenda tim women series, lalu ketemu dhaniesz dan om Nanda juga, ledek-ledekan sejenak dan langsung melanjutkan perjalanan.

Jalur Pangrango masih seperti terakhir kali aku datangi, diawali dengan jajaran beberapa pohon tumbang. Untungnya seemud dan aku tingginya nyaris sama, jadi kalo seemud lewat atas aku lewat atas, dia merayap ya ikut merayap juga. Selain kami ada 1 tim lagi ternyata, aku lupa namanya siapa aja, mereka bertiga dan niatnya hanya tek-tok dari Kandang badak - Pangrango - Kandang Badak lagi. Kita sempat ngobrol-ngobrol sebentar, sambil istirahat ditengah jalur. Setelah itu mereka bergerak duluan, kita masih menikmati sore dengan tawa. Setelah jalur ini hanya 1x lagi kita istirahat bersama, setelah itu seemud melesat jauh, aku seperti biasa sendirian ditengah dan ada Gethuk bareng djoko dibelakang. Entah kenapa aku sangat menikmati berjalan sendiri, seringkali tidak disengaja tapi karena kecepatanku memang beda dengan orang lain.

Beberapa kali duduk sendiri, tersenyum menatap kabut, menatap kearah Gunung Gede walau sore ini ngga keliatan apa-apa. Menyenangkan karena letih ngga begitu mendera dalam perjalanan ini, keril baruku yang berjalan kedua kalinya dengan aku juga baik. Sore ini aku ngga pernah berhenti lama, hanya 2 ato 3 menit, selain karena keinginan untuk segera tiba di Mandalawangi juga karena awan gelap yang melingkupi gunung ini.

Dan seperti itulah, tadinya aku pikir betapa perjalanan yang menyenangkan. Belakangan saat terang sudah agak meredup aku makin bergegas. Yang di depan sudah ngga keliatan, yang di belakang benar-benar tak bersuara. Beberapa kali aku berfikir "Nah itu dia belokannya" saat merasa mengenali jalan setapak di depanku, namun ntah berapa kali juga aku cuma bisa menarik nafas dan kecewa he he he .. Disamping rasa yang hadir ini, egoku juga bicara lain. Aku senang dengan kondisi Pangrango yang begini, yang banyak dikeluhkan orang lain, untuk aku biarlah begitu, biarlah tetep seperti itu. Kalo bertambah pohon tumbangnya juga tak apa. Aku suka Mandalawangi yang bersih, yang sepi, yang dinginn .. Egois ya, untuk Mandalawangi aku memang egois ha ha ha ..

Lalu hadiah rajinnya aku melangkah tiba juga, tiba-tiba saat aku hanya menatap lumut dan dedaunan kecil-kecil di permukaan tanah, aku menoleh dan langsung melihat pertigaan yang sangat kukenal di depanku. ah.. puji Tuhan. Aku bergegas melangkah lebih cepat kemudian, ada suara seemud yang memanggil-manggil aku, sepertinya sudah beberapa saat dia tiba di puncak, dingin pasti menunggu aku. "Jo, kita langsung ke Mandalawangi aja ya" seemud sudah pake jaket birunya, dingin memang. "iya, yok.." singkat sudah jawabanku. Sebelum melangkah ke jalur menuju Lembah Mandalawangi, seperti selalu, kupeluk triangulasi hijau pupus itu dan memberi salam dengan ciuman. Kangen!

Sebelum gelap bennaran tiba kami dirikan tenda, Gethuk ama Djoko belon ada tanda-tandanya juga. Aku buka trangia dan nyiapin minuman, kalau nanti mereka datang setidaknya bisa langsung mnghangatkan badan dengan minuman. Minuman sudah tersaji saat mereka tiba, lalu langsung mendirikan tenda satu lagi, berhadap-hadapan 2 tenda. Dipasang flysheet diantara 2 tenda itu, malam ini kami bisa memasak dengan damai.

Bergantian aku, gethuk & djoko memasak, seemud agaknya kelelahan ato emang kurang tidur banget ya. Sebelum jam 8 dia sudah menghangatkan sleeping bag-nya dengan damaii.. Saat semua masakan kelar, agag sulit membangunkan seemud untuk makan malam. Lalu tanpa suara sama sekali juga dia menikmati makan malamnya .. kalo ditanya cuma mmhh.. mmhh.. kaenya makannya aja sambil setengah bermimpi deh :) ..

O iya, jam 8-an tadi ada orang yang datang dan membangun tenda di belakang tenda kami, aku tidak sempat mengintip ke arah mereka, konsentrasi dengan masakanku. Dari suaranya aku menghitung minimal ada 4 orang di tenda itu, dan ada 2 perempuan disana.. Besok pagi sajalan berkicau bersama mereka, dinginnya malam membuat aku sangat enggan beranjak dari tempat duduk ku..

Abis makan langsung beberes lalu hanya ngobrol bentar aja.. dinginnya malam ini benneran yang dingin banget.. semua bahan makanan dan peralatan masak aku susun rapi di terasnya tenda djoko, abis itu langsung meluruskan punggung & terbang ke alam mimpi..

.. malam yang dingin..

Paginya, lagi-lagi aku dibangunkan oleh suara perempuan-perempuan.. ternyata team women series yang summit dari subuh tadi sudah pada nyampe & sedang nodong minuman hangat :) seemud jadi bintang pagi ini he he he ..

Pagi di Mandalawangi.. aku curi waktu berjalan-jalan sendiri sesaat, disini. sebelum makin banyak manusia tiba.. sebelum jadi makin berisik, sebelum kabut beranjak ke langit..
Cuci muka di sungai kecil yang membelah mandalawangi, seperti selalu.. airnya selalu ada, walau sedikit sekali tapi cukup sekedar menyegarkan kulitku..

Setelah itu langsung deh melakukan satu hal yang aku sudah siapkan , foto-foto di mandalawangi. Aku benar2 ngga tau walau sedikit menduga juga sih.. ngga mungkin perempuan-perempuan ini jalan bareng tapi ngga foto dengan busana perempuan. Aku pake rok pinky & atasan turtle neck ku.. masih sopan lah, untuk Mandalawangi. Senang banget rasanya, akhirnya bisa punya foto dengan kostum yang aku suka, berlatarkan edelweis.. edelweis di Mandalawangi!

Jam 9 kira-kira, saat team women series meninggalkan Mandalawangi, kemudian sepi kembali hadir.. mentari juga bersinar dengan sangat cerahnya pagi ini. Tuhan, sungguh Engkau teramat baik..

Ada Nita & Jeannie yang masih tinggal bersama kami, setelah yang rame-rame berlalu kami mulai memasak lagi.. nasi goreng, puding, minuman.. macem2 deh.. Ngobrol-ngobrol dengan sangat nyantai kami ber-enam diketinggian ini. Djoko malah sempat bilang, andai ngga harus pulang sekarang akan indah sekali, andai besok ngga harus ngantor! Damn, aku sangat setujuuuu.

Tapi jam 11 siang akhirnya kami meninggalkan keindahan Lembah itu, ber6 sekarang berjalan bersama.. Sempat foto-foto sesaat juga di Puncak, bersama triangulasi yang tegak kokoh berdiri bersama kerasnya cuaca yang menghantamnya setiap hari.

Begitu jalan turun kami brgerak lebih cepat, apalagi ditunjang dengan istirahat cukup dan makan yang banyak tadi :) formasinya masih sama, seemud & Joan lalu Nita & Jeannie lalu gethuk & djoko sebagai sweeper.

12.30 kami sudah tiba di Kandang badak, team women series sudah turun semua tapi kami lalu bertemu dengan team Highcamp yang naik lewat Gunung Putri ke Gunung Gede, mereka lagi makan siang juga. Ketemu Kang Maman disini, ah senangnya. Kangen banget dengan si akang baik hati satu ini.. Ngobrol-ngobrol bentar lalu mereka turun duluan, kami masih menunggu Nita & Jeannie packing sambil masak minuman hangat & makan puding :) pudingnya enak gillaaaa.. he he he ..

Cukup santai perjalanan turunnya, selepas air panas kami mulai ketemu dengan pecahan dari team women series, lalu team highcamp juga. seneng jadinya bisa ngobrol-ngobrol sambil istirahat. O iya, kakinya djoko tremor jadi dia berjalan paling belakang. Sempat aku kasih counterpain di kandang badak, setelah itu ada minyak gosok lain yang kaenya lebih berpengaruh dari Nita. Pelan-pelan sekali, tapi djoko tetep jalan, salute banget ama dia :)

Jam 16-an, Panyangcangan rameee banget. Entah ada berapa kelompok orang disini. Team Highcamp, Women series, kami, lalu ada anak kampus mana juga gitu.. sambil nunggu djoko aku lalu masak schootel indomie, buat ngeganjel perut siy niatnya. Tapi dasar amateur ya, bumbunya lupa dimasukin, jadinya hambar.. tapii teteub abis juga lo.. ha ha ha

Waktu djoko nyampe Panyangcangan semua orang idah turun, tinggal kami ber6, lagi-lagi.. Istirahat sebentar, lalu langsung jalan lagi.. Jam 6 lewat sudah, gelap sudah mulai turun juga waktu aku & seemud masuk ke pos perijinan di Cibodas..

Perjalanan ini sangat menyenangkan. Karena jalannya juga dengan orang-orang yang memang sangat asik ya.. lalu ritme jalan yang nyantai, ngga dikejar-kejar itu juga sangat menyenangkan. Banyak makan, menu sehat, berhenti untuk beristirahat sesuka hati, banyak tawa dan banyak canda disini.. menyenangkan. Ini perjalanan kami pertama bersama lewat jalur legal, agak asing, namun menyenangkan.

Bapa di sorga,
terima kasih untuk cuaca cerah-malam penuh bintang-pagi bermandikan sinar mentari dan teman seperjalanan yang luar biasa.. ..
Seemud, Djoko, Gethuk makasih banyak..
Nita, Jeannie teman-teman yang menyenangkan karena makannya pada banyak!!
Team Women series, Highcamp, .. it's been fun, huh?!

Mandalawangi, aku akan kembali ..


foto-foto lebih lengkap bisa dilihat di Balease

No comments: