Thursday, February 22, 2007

kedua ..

Hari kedua..
Bangun dengan pegal yang masih terasa di paha dan pundakku, namun tidur malam ini lelap.. tidur yang menyenangkan.
6.10 meninggalkan kos dan 6.55 udah nyaampe di lapangan Kopassus Cijantung, pagi ini aku mahluk pertama yang nyampe disini, kusempatkan mengisi perut dengan sepotong roti pisang coklat dan susu coklat.. mengenyangkan!

7.30 dan semua sudah rapi berbaris di lapangan basket bersama Mas Misirin. Stretching seperti kemaren dan menunya langsung LARI... 1 jam katanya untuk pagi ini, ditemani sinar matahari yang hangat dikulit. Diawal hanya dengan mas Misirin, belum jauh kita berlari Asmujiono nongol juga dan langsung menggantikan didepan.. he he he. Pace-nya terasa lebih cepat dari kemaren.., namun lebih banyak yang bersama di depan, kali ini Bitha & Inna nempel dibelakang Asmu.. Baru 15 menit kaenya lari ini, tapi ntah karena memang tidak biasa sarapan, atau ntah karena alasan apalagi.. perut ku dibagian kanan terasa menarik-narik dan membuat ingin berhenti dan menghela napas sejenak.. Tapi aku memaksa kaki ini tetap melangkah, memaksa tangan tetap terayun menemani langkah kaki ini. Hah.. ada apa pagi ini, seakan seluruh sel-sel ditubuh ini menolak untuk bergerak, menolak untuk mengikuti langkah kaki di depanku yang terasa semakin laju, namun ntah apa juga yang membuat berhenti itu tidak pernah terjadi. Masih dengan trek yang sama, naik dan turun yang terus berlanjut, hingga kita kemudian tida di lapangan tempat kita memulai tadi.. "Lari keliling lingkar luar saja terusss, ayoooo " Hmmmh... Formasinya mulai berubah, Inna sempat rada mual dan melambat tadi, sekarang ada Hera & Ni'ma di depan, lalu sekitar 30 m di belakang ada aku dan Bitha... Aku lalu mensejajarkan langkah dengan Bitha dan.. "Jo, loe duluan aja.. " hemh, ngganku mempercepat langkah. "Ngga ah Bit, bareng aja.." lalu kita teruskan berlari bersama, he he lucu juga berlari bersama dibawak terik mentari!! Ngga lama Bitha noleh lagi, "Jo.. loe duluan aja, gwa kram perut.." Waks.. kalo terus mensejajarkan langkah dengan Bitha dia ngga akan menemukan pace yang enak untuk menyelesaikan kram perutnya, akhirnya aku mempercepat langkah. "Bit, kalo sakit banget bernti ya.. " "Iya Jo, gwa tau kok.." ya.. kita memang rada kaget dengan pace 2 hari belakangan ini.
Menyusul 2 mahluk yang berlari di depanku.. pelan-pelan.. mencoba menambah ritme langkah kaki dan akhirnya berlari ber3. Baru 2 keliling lingkar luar kita lalu disuruh masuk lapangan dan berlari di lingkar dalam.. Dengan tanah merah yang membosankan ini lagi.. Terasa Misirin mempercepat langkahnya, hera menempel ketat, lalu ni'ma, lalu Joan.. Lalu, dia naik tangga.. tanpa mengurangi kecepatannya. WALAH!!! Kembali seluruh sel-sel didalam tubuhku, setiap darah dalam pembuluhku.. tubuh ini berteriak minta berhenti!! dan aku cuma bisa tetap berlari.. menatap anak-anak tangga itu naik lalu turun, lalu tanah merah lagi. Naik tangga lalu turun dan tanah merah lagi.. Tiga putaran lewat, aku yang mengikuti langkah kaki Ni'ma sudah tidak bisa bicara lagi, hera mulai melepaskan diri.. Di kejauhan aku mendengar teriakan-teriakan anggota-anggota Kopassus di pinggir lapangan "Tempel terus.. tempel, jangan sampai putus..." Tapi kaenya Ni'ma dan aku sudah menemukan pace baru yang lebih nyaman yang sedikit lebih pelan, namun membuat kami nyaman berlari. "Ayo Misirin, bawa mereka lari terus ke Himalaya", satu teriakan yang membuat aku sempat terhenyak. Untuk Himalaya.. untuk Everest.
1 jam itu terasa lama sekali, hingga saat aku melihat mereka berhenti "puji Tuhan", hanya itu yang sanggup kuucapkan..

Di finish bisa langsung istirahat?? Ngga dong. Masih ada menu lompat-lompat, yang membuat kaki terasa tidak menyentuh tanah.. lari ditempat gaya jinjitlah, twist-lah, 1001 gaya lompat ditempat tercipta siang ini... membuat peluh banjir dan membasahi semuanya!!

Lalu pindah ke lapangan basket, dimulai dengan menu semi puul up, badan miring namun kaki masih menyentuh tanah. Bahkan sisa kemaren masih membuat tanganku tidak bsia ditekuk, hari ini kita mulai lagi. 20x 3 serie hari ini, bergantian.. lalu push up, pun 20x3 serie, lalu sit-up dan selesai.. Stretching dan kita boleh bernafas lega..
melangkah meninggalkan lapangan bsket, aku menoleh dan melihat tangga-tangga itu.. besok aku pasti akan lebih sering melalui mereka. tapi itu kan besok-besok, saat ini aku cuma mau makan bubur kacang hijau saja.

Saat aku buka sepatu.. benar, ada gelembung berisi darah dijari tengah kaki kananku, sumber perih yang dari tadi menusuk nusuk dari kakiku.. Pertanda sepatu lariku sudah saatnya diganti, hh... New Balance merahku sudah saatnya pensiunkah???


Harus pulang.. Kerjaanku membuat saat - saat bersama mereka terhenti disini dulu. Minggu aku kembali bersama mereka.

Terima kasih untuk kekuatan hari ini..

2 comments:

Anonymous said...

asli...
gw nangis baca "ayo misirin, bawa mereka lari terus ke himalaya"
gw gak bisa ngebayangin, apa yang lo rasa saat itu.

yoyon

Joan Sibarani said...

Makasih ya udah mampir kesini. Apa yang dirasa saat itu? Terlalu banyak yang dirasa untuk bisa dituliskan disini.
Tapi satu hal pasti, sangat bersyukur pernah jalani saat-saat itu..
Joan