* 04.30 start dari Montana
* 07.20 Kandang Badak
* 07.50 start dari Kandang Badak
* 08.55 Puncak Gunung Gede
* 09.35 Surya Kencana
* 11.00 Start dari Surya Kencana
* 12.27 Gunung Putri
*****
subuh itu ..(catet: SUBUH!!!)
belum lagi sampai 4 jam tidur dan toffan sudah mulai bersuara lagi..
“Joe, udah hampir jam 4”
derereng tekbum tekbum.. derereng tekbum tekbum.. harus bangun lagi niy..
aku hidupkan hpku dan waktu memang sudah 03.45, alarmku ngga hidup pagi ini, walaupun sudah aku set untuk bernyanyi jam 03.30, aneh, pengertian sekali hp ini, tau empunyanya masih enggan untuk bangun.. hi hi hi
beres – beres dengan cepat, sesekali melirik iri pada sleeping bag kotak-kotak berisi mahluk bernama Nikk itu. Tidurnya nyaman &aman sekali, tak terganggu suara krasak-krusuk kami..
04.15 toffan lalu membangunkan Nikk, sambil tersenyam-senyum jahil nikk nungguin kita selesai beres – beres.. dan 04.30 semuanya beres, aku, tongkat ajaibku, dan daypack Eiger hitamnya nikk & toffan dengan karrimor academyku,dan perjalananpun dimulai.
Keengganan yang sempat hadir karena nikk tidak bergabung dengan kami hari ini sudah hilang dalam tidurku semalam, sekarang aku sudah disini lagi, dijalanan berbatu ini, seperti kemaren lagi!
Untuk menjaga tidak ditinggal sendirian dibelakang, dalam gelap, sebelum jalan tadi aku ingatkan toffan lagi janjinya, janji untuk membiarkan aku berjalan di depan dalam penjelajahan kali ini, dan beneran lho sepanjang jalan dia ngga pernah nyalib walopun mungkin kakinya udah gatal banget untuk zinngggggggg dan menghilang!
Pagi ini, sedikit lebih cepat diawalnya daripada kemaren, 40 menit kita sudah di panyangcangan, tidak berhenti kita teruskan berjalan.. keringat mulai berasa mengalir di keningku, jaket yang tadi kupake & celana raincoat kuningku mulai berasa tak nyaman tapi aku biarkan dulu dan terus berjalan. Sampai di ”ntah apa namanya”, pos pertama yang kami temukan kemudian aku memutuskan berhenti.
”aku harus buka jaket ini toffan, kausku udah lepek & aku haus banget..” kita berhenti sekitar 8 menit disini, dan aku minum banyak sekali air, keringatku juga udah membasahi kaus itemku ampe lepek. Setelah itu perjalanan rasanya lebih nyantai, benar-benar melangkah semauku, melihat kiri-kanan, menikmati perubahan temaram yang perlahan terang..
Banyak ngemil dalam perjalanan kali ini, berhenti dan makan jeruk...
Berhenti dan makan roti sambil ditemani jus jambu..
Beberapa kali berhenti tapi ngga pernah lebih dari 10 menit, lebih untuk mengganti cairan yang telah keluar dan menenangkan cacing-cacing di perut kami..
Lambatnya pagi ini terbukti dengan jam 07.20 kita baru nyampe Kandang Badak, oh la la kemaren saja 3 jam-nya kita dengan nungguin nikk 30 menit ditengah jalan.. tapi ngga papalah, penjelajahan begini ngga boleh jadi bebankan. Sebisa mungkin dia menyenangkan, seperti pagi yang indah ini..
Di Kandang Badak kita disambut gerombolan cowo-cowo (eheemmmhhh..) yang kemaren sore kita tanya-tanya soal Nikk, pertanyaan mereka normal sekali ”lho, kok udah naik lagi, kenapa? Temennya gimana? He he iya, setiap kali aku tektok tektok begini orang emang agak bingung biasanya dan bertanya-nya ya begitu..
Begitu kita duduk diakar kayu sambil menatap tenda-tenda disekitar kita, toffan bilang bgini.. ”Joe.. kok ngga ada yang nawarin kita minum ya” ha ha ha toffan toffan... kasian banget ngga siy kita berdua ini. Aku ngeliat muka sedihnya toffan yang lagi duduk disampingku.. aku cuma bisa ketawa, walaupun benernya bingung juga..
Biasanya kalo ketemu dengan orang yang baru nyampe ditempat kita, akan ditawarkan sedikit kenyamanan bukan, segelas kehangatan? Walaupun kita ngga kenal mereka, bukankah itu salah satu yang spesial tentang berada di ketinggian.. keramahan yang jarang kita temui di kota, dimana semua orang adalah saudara sedarah????
Aku cuma ketawa pagi itu..
”Udah ngga usah dipikirin, kita kan punya ini, minum ini aja yah..” aku lalu mengeluarkan jus buah dalam kotak lagi, buah jeruk lagi dan cookies menemani pagi kami..
hampir jam 8 pagi, saat kami melangkah lagi ditemani senyuman dari temen-teman di kandang badak itu, setelah itu perjalanan nanjak terus dan terus, dan kita juga jalan terus dan terus ajaa... bertemu banyak orang setelah ini, banyak orang yang turun dari Gede menuju Cibodas. Begitu tiba di tanjakan yang perlu scrambling rasanya seneng banget, sudah tidak begitu jauh menuju puncak seharusnya.. dan begitu tiba diatas, tadinya aku mau langsung jalan aja, tapi toffan nunjukin sesuatu, pemandangan punggungan di belakang kami ”Toffan,, bagus bangettttttt” Cuma itu yang aku mampu katakan. Melihat rimbun pepohonan berwarna-warni itu.. sepertinya musim hujan memberi kehidupan lebih mudah untuk pucuk – pucuk baru berwarna merah dan kuning di pepohonan itu. Berhenti sejenak disana, begitu toffan ngajakin jalan lagi aku hanya mampu bilang ”kamu duluan aja deh, udah terang ini, aku nyusul ntar..”
Setiap pendakian akan berbeda, mungkin akan puluhan kali aku kembali ke gunung ini, tapi saat seperti ini dengan karunia pemandangan ini ingin kunikmati saat ini, bahkan besok akan berbeda...dan toffan pun langsung mempraktekkan ilmu ”gingkang”nya yang beberapa tingkat diatasku (he he he..) dan ziinggggggg, MENGHILANG!!!
Naik sedikit aku bertemu dengan 2 orang Jepang dengan wajah seperti artis-artis pilem mandarin sedang beristirahat. Sekilas aku masih melihat bayangan toffan di ketinggian, tapi aku putuskan untuk duduk sedikit lebih tinggi dari 2 jepang itu dan bergabung dalam kediaman mereka.. 10 menit berlalu mungkin, aku membiarkan mataku dan semua dalam aku menikmati saat –saat itu.. sempat merekam sesuatu dalam kamera jahilku, tunas merah yang baru nongol ini sebelum aku melanjutkan langkahku..
Hampir jam 9 dan aku tiba dijajaran ridge itu, memandang jauh ke depan, jauh ke titik tertinggi di jajaran itu, toffan pasti sudah ada disana. Lambat sekali rasanya aku bergerak, membiarkan tiap langkahku semau mereka saja..kadang aku hanya berdiri diam merasakan angin keras yang lewat diantara aku..Lalu diantara kenikmatan di ketinggian ini ketemu mahluk jahil bernama GAGAP (ntah siapa nama benernya gagap ini..).Sempat mencurgaikan tadinya, segerombolan bapak – bapak kulewati sambil tersenyum aneh yang ntah apa artinya. Lalu tiba-tiba ada seorang yang berjalan lurus kearahku dengan wajah tertutup bandana dan tangan terentang seperti mau memeluk.. ”astaganagabonar, apalagi ini”.. walking stickku sudah terangkat sedikit, namun aku lalu mengenali mahluk itu ”gagap...!!!” he he dia lalu ketawa juga dan nanya ” eh eh.. Johan mana?” Gubraaagggkkhhh. Johan pake H dan dia nanya ke aku??!!!
”eh eh, loe Johan ya, eh siapa sih nama loe??” ampuuuunnn dijeeeeee...
chit chat sejenak lalu aku berjalan lagi sambil tersenyum.. orang di gunung emang aneh!
Lalu aku tiba disana, di titik tertinggi gunung Gede itu, disambut senyuman dan pelukan teman menjelajahku, yang ntah udah berapa lama menunggu..”Aku lambat sekali ya toffan? Kamu nunggu nyampe 30 menit ya pasti?” iya ternyata sodara-sodara..
Tapi puncak ini tidak terlalu dingin seperti puncak Pangrango kemaren, matahari masih bersinar dengan cantiknya disini..
Satu kotak minuman asem dan 2 buah jeruk jadi teman merayakan kesenangan hari ini, setelah itu 2 foto dijepret untuk mengabadikan saat kita ada disini..
Sedikit lewat dari jam 9 saat kita meninggalkan puncak ini, toffan turun dengan berlari, ada teman yang sedang sakit yang harus segera ditemuinya di surya kencana bersama gerombolan Begundalz yang sejak semalam nge-camp disana. Aku? Berjalan santai seperti biasa.. menikmati bertegur sapa dengan orang – orang. Di jalan sempat bertemu orang yang bawa travel bag item gede, kaenya berisi kamera, ”mo foto prewed niy pasti”ntah kenapa itu yang terlintas di pikiranku karena waktu aku bilang ” astaganagabonar mass... ngga ada yang lebih berat lagi tuh dibawa ke atas?” mereka cuma tersenyum pasrah!! Lalu ada seorang teman perjalanan yang seperti mengawal aku dalam perjalan turun ini, lelaki berkaos merah yang selalu berada 5 langkah dibelakangku. Tadinya dia berlari turun, tapi begitu berada dibelakangku ngga mau nyusul. Walo aku minggir dan mengijinkan dia untuk lewat duluan dia cuma bilang ”ngga, ngga apa-apa, saya dibelakang ajah”ya sudah, enak juga walo lama tanpa kata tapi aku ditemani. Begitu suara-suara dari surya kencana mulai terdengar dia baru bersuara, ternyata teman-temannya sedang ngecamp di sana juga. Setelah itu udah, dia ngilang aja ntah kemana dan aku lalu mendengar teriakan toffan yang memanggil dari antara gerombolan begundalz yang lagi packing untuk turun..
Tempat nge-camp yang menyenangkan sekali, persis di depan sungai kecil dengan air beningnya. 9.35 aku tiba disini, ada waktu cukup lama untuk sedikit memanjakan kaki. Laper, dan sedikit terpuaskan dengan 1 mangkuk penuh sayuran penuh lemak baso..
Hampir jam 11 siang saat semuanya selesai beberes, dan perjalanan turun dimulai.Mengingat ada nikk yang menunggu kami dibawah membuat perjalanan ini berlangsung dengan sedikit berlari.. Semua orang dilewati ama toffan dan aku mengikuti di belakangnya.. Lebih sulit mengikuti toffan kali ini, aku sangat koatir kakiku akan nyangkut di akar-akar pohon yang nongol dipermukaan tanah, tapi aku masih terus berlari.. ada 2 mahluk lagi yang berlari dibelakangku, sunu dan seorang temennya. Gila lo, mereka bawa menhir dan masih bisa berlari persis dibelakangku..
Sudah agak jauh berlari aku lalu melirik jam-ku masih jauh dari jam 12 siang, lalu kenapa kita harus buru-buru begini??? Aku coba bertanya ke toffan soal ini, soal kenapa kita harus lari tapi ntah dia jawab apa, dia terus berlari. Akhirnya aku melambatkan langkahku, hanya berjalan dengan cepat saja, sayang lututku kalo begini, buat apa aku ampe pake walking stick kalo turunnya masih begini juga..
Ampe disatu tempat lalu ketemu dengan toffan dan begundals pake menhir yang tadi melewati aku. Istirahat. Aku hanya duduk sebentar, tidak sampai 3 menit, menghilangkan dahagaku dan mulai jalan lagi. Kakiku belum berasa apa-apa, masih giat untuk terus berjalan, mengingat nanti mereka pasti lari lagi, pasti nanti tak akan butuh waktu lama untuk mereka menyusul aku. Aku lalu jalan duluan, tapi setelah beberapa sat berjalan ternyata toffan jalan dibelakangku juga. Nah looo..
Sore ini, hujan seperti ditumpahkan dari langit. Sebelum camp terakhir berupa saung rumah besar kami harus menggunakan rain coat kami kembali.Tanpa jeda, hujan itu turun terus dan kamipun nggan untuk berhenti dan terus melangkah.Sampai ditangga aku sempat koatir lututku akan kambuh dengan perihnya, tapi ternyata tidak.. dia baik-baik saja, tapi genangan air yang mengalir ditangga tanah ini sedikit menyulitkan langkah. Lafuma merahku masih bekerja dengan baik ternyata, kaos kakiku masih menjaga aku hangat, tidak basah sedikitpun. Raincoat kuningku pun masih menjalankan tugasnya dengan baik, hanya sedikit lembab tersa di pundakku, tapi tidak basah..
12.27 dan kami tiba di pos gunung putri, ada yang tidak biasa disini, kali ini dengan rajinnya mereka mengeluarkan semua isi daypack kami. Bertanya ini apa, itu apa.. aku sempat bengong juga siy, pertama kali ini terjadi. Kalo memang ini bisa membuat lebih baik, ya sudah. Tapi ngga kebayang kalo rombongannya banyak dan kita harus nunggu dia bongkar & packing 1 demi 1 lagi, lambretta ya booooo.
Nyampe warung makan dan bertemu rombongan bang Tumpal yang udah turun duluan dari tadi, senengnya ya.. lebih senang lagi karena banyak makanan enak dan hangat disini..
Dan begitulah, satu perjalanan lagi terselesaikan.
Hari ini tidak begitu lambat, tapi aku tau, aku dapat merasakan kemampuan fisikku drop banget. 1 bulan belakangan ini latihan fisikku keteter sekali.. masalahnya bukan dibanyaknya kerjaan kantor ato ngga, masalahnya lebih di disiplin diri.
Terima kasih untuk perjalanan ini, untuk diberi waktu menyadari sesuatu yang sangat berharga sebelum terlalu jauh tertinggal..
Dari cerita toffan di sore hari, semua begundalz & teman-temannya turun dengan selamat sampai gunung putri..
Terima kasih toffan, untuk menjadi teman menjelajah yang sangat menyenangkan..
Terima kasih Bapa, untuk ijinkan kami ada di tempat-tempat luar biasa dengan teman – teman yang luar biasa..
No comments:
Post a Comment